Pengetahuan sekolah mitos – Ada beberapa pengetahuan di sekolah yang sifatnya hanya mitos sekalipun masuk akal. Mitos tapi masuk akal? Bagaimana maksudnya?
Seperti kita ketahui, bapak atau ibu guru sering menjelaskan suatu pengetahuan dengan menyuguhkan teori-teori pendukung yang masuk akal. Sehingga, para siswanya menganggukkan kepala dan membenarkan penjelasan tersebut.
Misalnya, guru menyebut bahwa bunglon mengubah warna tubuhnya untuk menghindari hewan pemangsa atau predator. Padahal penjelasan tersebut hanyalah ‘mitos’ alias tidak tepat.
Lantas, yang benar seperti apa? Nah, untuk mengetahui jawaban yang benar, simak pembahasan di bawah ini.
Berikut enam pengetahuan sekolah yang ternyata cuma mitos:
Isaac Newton Menemukan Teori Gravitasi Gara-gara Apel Jatuh di Kepalanya
Masih banyak guru yang menjelaskan penemuan teori gravitasi terjadi karena apel jatuh di atas kepala Isaac Newton. Padahal, ‘cerita’ itu mungkin saja hanya menjadi bumbu tambahan. Dengan kata lain, cerita tersebut tidak sepenuhnya benar.
Ya, penemuan teori gravitasi memang berkaitan dengan jatuhnya apel, tetapi tidak di kepala Isaac Newton. Memang, Isaac Newton mulai memikirkan teori gravitasi ketika melihat apel jatuh dari pohonnya.
Ia pun memikirkan mengapa buah tersebut tidak mengarah ke samping atau ke atas saat terlepas dari pohonnya.
Diketahui, Isaac Newton mulai memikirkan peristiwa jatuhnya apel tersebut saat makan malam bersama temannya.
Einstein Tidak Jago Matematika dan Gagal di Sekolah
Masih berkaitan dengan ilmuwan, mitos kali ini tertuju pada Albert Einstein si manusia cerdas. Konon, Einstein muda adalah sosok yang tidak jago matematika dan gagal di sekolah.
Anggapan ini pun menjadi ‘pendukung’ bagi kaum pemalas bahwa sekolah tidak menjadikannya orang sukses.
Perlu kamu ketahui, anggapan Einstein gagal matematika muncul ketika ia tidak lolos tes masuk Politeknik Zurich. Padahal hal utama yang membuat Einstein gagal adalah ia tidak pandai berbahasa Perancis yang menjadi bahasa pengantar tes tersebut.
Einstein kemudian mengikuti tes masuk Politeknik Zurich. Ia pun dinyatakan lolos dan menimba ilmu di institusi tersebut. Di samping itu, Einstein juga tidak pernah mengalami kesulitan belajar sebagaimana mitos yang beredar.
Christopher Columbus Penemu Benua Amerika
Masih banyak guru di sekolah yang menerangkan bahwa Christoper Columbus merupakan penjelajah yang pertama kami menemukan Benua Amerika. Diketahui, Columbus memang pernah mendarat di Benua Amerika pada 12 Oktober 1492.
Namun, sebelumnya ada seorang penjelajah yang lebih dulu menemukan benua tersebut, yakni Viking Leif Erikson. Ia menemukan Benua Amerika pada 1000 Masehi.
Menariknya, menurut survei yang di lakukan oleh University of Michigan, sebagian besar masyarakat Amerika (85 persen) masih percaya Columbus sebagai penemu Benua Amerika.
Sementara hanya 2 persen masyarakat Amerika yang menyebut penemu Benua Amerika bukan Columbus.
Lidah Terbagi Atas Beberapa Bagian untuk Mengecap Rasa
Selama ini, banyak guru di sekolah yang menyebut bahwa lidah terbagi atas beberapa bagian untuk mengecap rasa tertentu. Jadi, lidah kita seperti memiliki ‘wilayah’ yang terbagi beberapa bagian untuk mengecap rasa tertentu.
Misalnya, menurut ilmu di sekolah, kita dapat mengecap rasa pahit pada bagian lidah belakang, sementara rasa manis dapat kita rasakan pada bagian lidah depan. Benarkah demikian?
Perlu kalian ketahui, seluruh bagian lidah kita dapat mengecap semua jenis rasa. Coba Anda praktikkan sendiri jika tidak percaya!
Namun, memang menurut penelitian ada beberapa taste buds yang dapat mengecap jenis rasa tertentu dengan mudah daripada ‘wilayah’ lidah lainnya.
Thomas Alfa Edison Penemu Bola Lampu
Masih banyak guru selama ini menyebut Thomas Alfa Edison sebagai ilmuwan yang menemukan bola lampu. Katanya, Edison menemukan teknologi terbaru (pada zamannya) itu pada 1879.
Faktanya, ada seorang mekanik yang terlebih dahulu menemukan bola lampu sebelum Edison, yakni pada tahun 1854.
Ia adalah mekanik ternama di Jerman, Henry Goebel. Sayangnya, Goebel tidak pernah mendapatkan hak paten atas penemuannya tersebut.
Bunglon Mengubah Warna Untuk Menghindari Hewan Pemangsa
Seperti yang kita tahu, bunglon adalah hewan reptil yang dapat mengubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam budaya sekolah kita, ‘aksi’ ini dianggap sebagai kamuflase alias penyamaran untuk hewan pemangsanya.
Dengan kata lain, bunglon mengubah warna tubuhnya untuk mengelabui hewan predator agar tidak memangsanya.
Faktanya, bunglon mengubah warna ternyata untuk mengatur suhu tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, ‘aksi’ ini juga dilakukan untuk berkomunikasi dengan temannya (bunglon lainnya).
Kesimpulan
Ada beberapa pengetahuan sekolah yang ternyata hanya mitos belaka. Mulai dari anggapan Isaac Newton menemukan teori gravitasi karena buah apel jatuh hingga anggapan bunglon mengubah warnanya untuk menghindari hewan pemangsa.
Nah, sekarang kita sudah tahu bahwa beberapa hal di atas tidaklah benar. Oleh karena itu, kita harus selalu kritis dan mengecek kevalidan suatu ilmu dan pengetahuan agar kita tidak terjerumus ke jalan yang salah.
Simak terus artikel-artikel menarik lainnya di Bicara Indonesia. Beragam informasi menarik dapat Anda temukan di sini!
Sumber:
- 5 Hal Ini Pernah Diajarkan di Sekolah dan Ternyata Hanya Mitos Belaka – Yukepo
- 12 ‘Kebohongan’ Ini Diajarkan di Sekolah Tapi Tak Pernah Kamu Sadari – Brilio
- 5 Fakta yang Menunjukkan Bahwa Semua yang Diajarkan di Sekolah itu Benar – Selipan