Penduduk dunia diketahui menunjukkan pertumbuhan yang terus naik. Kepadatan populasi ataupun penyebaran penduduk yang tidak merata kerap menjadi masalah bagi pemerintah di sejumlah negara. Lantas, bagaimana kondisi dunia jika yang terjadi adalah sebaliknya? Berikut hal yang terjadi jika populasi manusia menurun.
Populasi Manusia Menurun
Penurunan populasi atau depopulasi adalah penurunan jumlah populasi yang disebabkan oleh kejadian jangka pendek. Misalnya seperti pandemi, perang, kelaparan atau bencana lainnya. Pandemi adalah salah satu penyebab depopulasi. Contohnya pada pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini. Pandemi Covid-19 ini telah mengubah angka TFR (Total Fertility Rate) atau Angka Kesuburan Total dunia.
TFR adalah istilah yang digunakan dalam bidang demografi guna menggambarkan jumlah rata-rata anak yang terlahir dari seorang wanita selama masa suburnya. Angka TFR dunia yang tadinya 2,1 sebelum terjadinya pandemi Covid-19 berubah drastis menjadi 1,1. Itu artinya jumlah populasi pengganti nantinya tidak mampu mengcover atau menggantikan leluhurnya.
Hanya setengah dari populasi dunia yang mendapatkan pengganti atau penerus selanjutnya, pengganti dalam hal ini adalah anak atau keturunanya. Hal inilah yang diprediksi akan menyebabkan depopulasi penduduk dunia. Nah, berikut ini dampak yang disebabkan oleh depopulasi.
1. Fasilitas Kesehatan yang Dibutuhkan Meningkat
Dengan terjadi penurunan populasi atau depopulasi maka akan terjadi bentuk piramida terbalik. Kondisi piramida terbalik ini menggambarkan jumlah penduduk muda otomatis berkurang drastis. Adapun jumlah penduduk usia dewasa dan tua akan meningkat dengan pesat. Oleh karena itu kebijakan yang diambil cenderung berorientasi pada sektor kesehatan.
2. Perlu Lebih Banyak Tenaga Kerja Kesehatan
Adanya peningkatan pesat jumlah penduduk usia tua dibandingkan usia muda menjadikan perlunya tambahan fasilitas kesehatan. Kondisi tersebut berarti terdapat lebih banyak lagi orang berusia lanjut. Oleh karenanya, mereka membutuhkan perawatan ekstra di akhir masa hidupnya.
Dengan begitu, tenaga kesehatan yang dibutuhkan juga lebih banyak. Hal ini tentu menjadi PR bagi pemerintah. Bahkan, pemerintah dengan kondisi penduduk tersebut diharapkan menyiapkan diri untuk menghadapi krisis, terutama pada sektor kesehatan dan sosial.
3. Tingginya Angka Beban Ketergantungan
Angka Beban Ketergantungan atau yang sering disebut ABT didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan besarnya usai produktif yang dapat menghasilkan barang dan jasa. Seperti yang kita ketahui penduduk golongan produktif memiliki rentang usia 15-64 tahun. Penduduk dengan usia tersebut lah yang diukur dapat bekerja dan menghasilkan barang dan jasa.
Adanya depopulasi menyebabkan jumlah penduduk tua meningkat sedangkan penduduk usia produktif menurun. Hal ini menjadikan beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif menjadi semakin besar.
4. Angka Kepadatan Penduduk Berkurang
Kepadatan penduduk adalah angka yang dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati. Perbandingan tersebut diukur dalam satuan jiwa/km². Hal ini berarti jika jumlah populasi berkurang, kepadatan penduduk akan ikut berkurang juga.
5. Membawa Kabar Baik bagi Beberapa Negara
Jumlah populasi yang lebih sedikit memberikan peluang kepada negara-negara dengan penghasilan rendah untuk meningkatkan standar hidup yang lebih baik lagi. Masing-masing memiliki peluang akses yang lebih besar terhadap kesehatan, pendidikan dan sanitasi.
Namun, sebaliknya bagi negara-negara yang memiliki angka kelahiran rendah. Misalnya, Jepang dan Jerman. Sebelum diperkirakan terjadinya penurunan populasi, angka kelahiran di kedua negara tersebut sangat rendah, bahkan mencapai nilai minus.
Jepang berkisar -0.19% sedangkan Jerman -0.16%. Artinya, depopulasi di negara-negara seperti itu justru akan menyebabkan angka kelahiran rendah akan mengalami kesulitan. Langkah antisipasi yang bisa mereka lakukan yakni dengan cara menyiapkan solusi atas masalah penduduk, terutama penduduk lanjut usia.
6. Adakah Manfaatnya bagi Lingkungan ?
Mungkin menurutmu depopulasi bagus untuk lingkungan. Populasi yang lebih sedikit akan lebih memudahkan dalam hal manejemen untuk pengurangan emisi karbon serta deforestasi lahan pertanian dan hutan.
Menurut psikolog Amerika, Henry. A Murray, hal itu benar. Akan tetapi, kita akan memiliki struktur usia yang terbalik. Maksudnya lebih banyak penduduk usia lanjut dibandingkan penduduk usia muda. Semua konsekuensi negatif akan timbul dari struktur usia terbalik seperti ini. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan peneliti lain. Menurutnya, penurunan populasi tidak lantas langsung menjamin keberlangsungan alam.
Disebutkan oleh peneliti dari Oxford Institute of Populasinya Ageing, Profesor Sarah Harper bahwa penurunan populasi manusia menjadi hal baik ditinjau dari sisi lingkungan. Jika hal ini terjadi, dunia menjadi lebih kaya oksigen. Akan tetapi, adanya manusia mengonsumsi lebih banyak oksigen menjadikan keberlangsungan alam belum dapat terjamin.
Kesimpulan
Populasi manusia di dunia saat ini relatif meningkat. Meskipun demikian, terdapat sejumlah negara, seperti Jepang dan Jerman yang memiliki angangka kelahiran minus. Dari hal tersebut sangat mungkin kondisi ini terjadi pada negara lain.
Populasi manusia menurun bisa menyebabkan beberapa dampak. Di antaranya bertambahnya fasilitas dan tenaga kerja kesehatan, tingginya angka beban ketergantungan, menurunnya angka kepadatan penduduk, sampai dengan membawa dampak bagi bagi lingkungan dan sejumlah negara.
Sumber :
- Lima Hal yang Akan Terjadi Jika Populasi di Bumi Menurun, Apa Saja? – National Geographic
- Pengertian Kepadatan Penduduk dan Faktornya – Kompas
- 10 Negara dengan Angka Kelahiran Terendah di Dunia – Ilmu Pengetahuan Umum
- Cara Menghitung Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) – Geomedia
- Tingkat Kesuburan Manusia Menurun Drastis, Ini Dampaknya untuk Populasi Dunia – Kompas
- Angka Kelahiran Menurun di Sejumlah Negara – Republika