Joseon merupakan nama negara Korea di zaman dahulu, Dinasti joseon terakhir yang memimpin adalah Kaisar Gwangmu dan permaisurinya.
Kaisar Gwangmu dan Selir Bongnyeong memiliki putri yang dinamakan Deokhye, dilahirkan pada tanggal 25 Mei 1912. Putri Deokhye merupakan anak perempuan terkahir dari Kaisar Gwangmu dan juga putri kesayangan dari Kaisar Gwangmu. Bukti kasih sayang Kaisar Gwangmu terhadap putrinya melalui pembangunan TK Deoksugung di Jeukjodang, Balai Hamnyeong.
Kisah Dinasti Joseon yang terakhir ini cukup menguras emosi, sebab kemalangan yang pertama yang dialami Dinasti joseon ini, terdapatnya campur tangan Jepang di dalam pemerintahannya, disusul dengan meninggalnya sang raja yang dikabarkan akibat diracunin oleh seseorang.
Membuat Putri Deokhye yang periang menjadi sangat murung walaupun begitu ia masih bisa mengetahui orang yang berada di dalam pihaknya.
Pembelot Dinasti Joseon Demi Harta
Masa pemerintahan Kaisar Gwangmu memang cukup terguncang di saat Jepang memasuki Joseon, terlebih adanya pembelot di istana yang berencana menjual Joseon kepada Jepang hanya untuk sebuah harta.
Puncaknya adalah terbunuhnya sang raja akibat racun yang ia minum hingga membuat pemerintahan semakin terguncang dan seakan menjadi kesempatan emas bagi Jepang, maka Jepang mulai mengambil alih pemerintahan Joseon secara perlahan.
Pertunangan Diam-Diam
Di masa pemerintahan Kaisar Gwangmu, pemerintahan jepang ikut campur dalam urusan pemerintahan Joseon. Sebenarnya Kaisar Gwangmu telah mengetahui rencana dibalik itu semua.
Demi menyelamatkan sang putri kesayangannya, Putri Deokhye, ia memutuskan untuk melakukan pertunangan secara diam-diam dengan keponakan Kim Hwangjin (Pelayan Istana) yang bernama Kim Jang-Han.
Kim Jang-Han merupakan seorang bendahara pengadilan yang terkenal memiliki kepribadian baik dan setia kepada Dinasti Joseon. Pertunangan itu dilaksanakan pada tahun 1919, sebenarnya pertunangan ini rahasia ini diadakan agar Kim Hwangjin serta keponakannya dapat melindungi Putri Deokhye dari guncangan Pemerintah Jepang nantinya.
Dibuang Ke Negara Jepang
Setelah kematian sang ayah, Kaisar Gwangmu, cukup membuat Putri Deokhye terpukul, belum selesai kesedihan yang ia miliki kemudian disusul dengan Pemerintah Jepang yang mengirimnya ke negara sakura tersebut.
Usia Putri Deokhye kala itu masih beranjak 13 tahun dengan alasan melanjutkan seperti kakak-kakaknya, ia diharuskan pergi ke negara Jepang.
Sebenarnya itu bukanlah niat baik dari jepang melainkan pengusiran secara halus anggota kerajaan dari Joseon sehingga Jepang dapat menaklukan Joseon secara penuh.
Kim Jang-Han yang terikat dengan janjinya kepada Kaisar Gwangmu memutuskan untuk ikut pergi ke Jepang agar dapat tetap melindungi Putri Deokhye serta menyelesaikan misinya yaitu menyelamatkan Putri Deokhye dan membawa kembali sang putri ke Joseon.
Sayangnya usaha tersebut gagal dan Putri Deokhye tetap berada di Jepang.
Tidak Diizinkan Tinggal Bersama Kakaknya
Ketika Putri Deokhye sampai ke negara sakura itu, ia di sambut oleh sang kakak, pangeran Yeong dan istrinya. Tetapi Putri Deokhye tidak diizinkan untuk tinggal bersama sang kakak. Putri Deokhye yang kala itu masih berusia 13 tahun membuatnya semakin terpuruk dan menutup diri dari orang luar.
Berita baiknya ketika Putri Deokhye menyelesaikan perjalanannya mengunjungi makam sang ibu, tidak ada ekspresi yang tunjukkan hanya kehampaan membuat kakaknya semakin takut akan mental yang di miliki sang adik.
Kembali ia menghadap pemerintah Jepang untuk mengizinkan sang adik tinggal bersamanya dan beruntunglah Jepang mengizinkannya.
Kehilangan Orang Tuanya Kembali
Pada tanggal 30 Mei 1929, Putri Deokhye kembali di terpa kabar yang menyedihkan setelah kehilangan sang ayah dan kemudian disusul oleh sang ibu.
Mendengar kabar tersebut Putri Deokhye mengurung diri di dalam kamar selama berhari-hari hingga pemerintah Jepang mengizinkannya untuk kembali ke Joseon mengunjungi makam ibunya.
Dipaksa Menikah Demi Politik
Pada bulan Mei 1931, Permaisuri Teimei merupakan selir dari Kaisar Taisho melakukan perjodohan terhadap Putri Deokhye dengan seorang bangsawan Jepang yang bernama Tso Takeyuki.
Hal ini bertujuan agar untuk menghapus garis keturunan Joseon seperti yang di lakukan Jepang terhadap para kakak dari Putri Deokhye. Sebelum pernikahan berlangsung sesuai dengan waktu yang di tetapkan sang kakak meminta untuk diundur. Sebab ganguan mental yang di miliki Putri Deokhye masih sangat mengkhawatirkan, hal ini bentuk bukti dari pertentangan yang kakak Putri Deokhye lakukan.
Sayangnya, ketika Putri Deokhye dinyatakan sembuh dari gangguan mentalnya, ia langsung dinikahkan dengan Tso Takeyuki.
Gejala Gangguan Mental
Gejala gangguan mental Putri Deokhye sudah terjadi ketika ia masih remaja dan kala itu ia didiagnosa mengalami demensia sehingga membuatnya tidak dapat belajar.
Melalui kondisi tersebut Pangeran Yeong memanfaatkannya untuk merawat sang adik hingga sembuh. Dinyatakan bahwa gangguan mental Putri Deokhye telah stabil ketika ia telah menjadi istri Tso Takeyuki melalui bantuan keluarga
Ditinggalkan Oleh Anak Kandungnya
Dari hasil pernikahannya, Putri Deokhye dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik di beri nama Masae. Sayangnya, ketika terjadi perang dengan Tiongkok dan Korea, keluarga Tso Takeyuki memaksa sang anak untuk bercerai dengan Putri Deokhye.
Tso Takeyuki berusaha untuk tetap mempertahankan pernikahannya hingga ia sudah tak mampu lagi mempertahankan pernikahan tersebut dan terjadi perceraian.
Setelah terjadi perceraian Masae memutuskan untuk bunuh diri karena tidak sanggup untuk menerima perceraian kedua orang tuanya.
Sulit Kembali ke Korea
Setelah perang selesai dan dinyatakan Korea menang akan perang tersebut dan terbebas sepenuhnya dari Jepang tetap saja tidak menguntungkan Putri Deokhye. Begitu sulitnya ia untuk kembali ke negaranya hingga akhirnya pemerintah memutuskan membawa kembali sang putri ke Korea.
Kesimpulan
Perjalanan hidup yang begitu menyedihkan yang di alami oleh putri kerajaan Dinasti Joseon, begitu memilukannya hingga membuat Putri Deokhye yang terkenal periang menjadi sangat tertutup dari dunia luar dan bahkan mengalami gangguan mental.
Kisah kehidupan sedihnya di mulai dari kematian sang ayah hingga negara Korea merdeka tetapi sang putri sama sekali tidak merdeka.
Begitu sulitnya untuk kembali ke negara yang dicintainya hingga akhirnya melalui pertimbangan yang begitu panjang pemerintah memutuskan untuk mengembalikan sang putri ke Korea.
Bagi kalian pecinta korea atau drama Kerajaan Korea jangan bosen-bosen untuk tetap rajin berkunjung ke bicara Indonesia karena akan memberikan kalian kisah menarik mengenai kerajaan korea yang seringkali kalian lihat di layar kaca rumah anda.
Sumber :
- Deokhye Ongju, Kisah Tragis Putri Terakhir Korea – Kompasiana
- Putri Deokhye – Wikipedia
- Umur 13, “Putri Terakhir” Kekaisaran Korea Ini Ditangkap Jepang. Umur 19, Dipaksa Menikah! Kisah Hidupnya Bikin Hati Pilu! – PASTI SERU!!