Eksekusi Mati paling Gila Dalam Sejarah Dunia!
Eksekusi Mati Paling Gila Dalam Sejarah Dunia

Halo Teman Bicara! Kita ketemu lagi, yang kali ini akan bercerita mengenai eksekusi mati paling gila dalam sejarah manusia. Cerita ini mungkin agak sedikit disturbing buat beberapa orang. Jadi tolong tetap rileks saat mengikuti cerita ini, dan keep your mind open ya Guys!

Eksekusi mati merupakan suatu hukuman yang dijatuhkan bagi para orang-orang yang sudah melakukan suatu kejahatan besar. Biasanya kesalahan yang dilakukan dianggap sudah tidak pantas untuk mendapatkan pengampunan.

Jenis hukuman mati ini sudah ada sejak zaman kuno hingga di era modern ini, meskipun di beberapa negara sudah menghapus jenis hukuman ini. Adapun alasan penghapusannya, dengan pertimbangan hak asasi manusia.

Setiap negara yang masih memasukkan eksekusi mati sebagai bagian dari sanksi hukuman melakukannya dengan cara kreatif yang berbeda-beda. Tujuannya sama, yaitu untuk membuat para kriminal merasakan penderitaan hingga akhir hayatnya.

Seperti apakah bentuk dari hukuman mati yang pernah ada di sepanjang sejarah manusia? Yuk, Kita ikuti saja cerita selanjutnya.

Garrotte

Garrote
Garrote

Eksekusi mati ini pertama kali digunakan di Spanyol pada tahun 1812. Caranya dengan menggunakan kursi yang dilengkapi dengan alat khusus. Alat ini memiliki pemutar pada bagian kursi yang akan diputar oleh algojo, hingga leher terpidana hancur.

Pada Tahun 1974, Garrote dihapuskan, karena dianggap sangat sadis dan kejam oleh Spanyol dan beberapa negara yang sebelumnya menggunakan hukuman mati jenis ini. Sebagai penggantinya, negara-negara tersebut menggantinya dengan hukuman tembak.

Eksekusi mati dengan cara digergaji

Eksekusi mati gergaji
Gergaji

Hukuman mati yang sangat sadis ini sudah dipakai sejak abad pertengahan di Eropa dan di Cina. Mekanismenya sangat menyakitkan, karena terpidana akan digergaji dengan cara digantung dengan posisi kepala dibawah.

Cara yang sangat menyakitkan ini dianggap sangat efektif, karena terpidana akan merasakan penderitaan yang luar biasa. Terlebih saat aliran darah yang mengalir ke otak, akan memperpanjang kesadaran orang yang mendapat hukuman saat menjalaninya.

Kamu semua bisa bayangkan bagaimana menghadapi ajal dengan cara yang menyakitkan seperti ini. Namun terlepas dari tragisnya situasi tersebut, ternyata berdampak positif karena berhasil menurunkan angka kriminalitas yang cukup signifikan.

Menggantung, Menyeret, dan Membelah

Menggantung, Menyeret dan Membelah
Menggantung, Menyeret dan Membelah

Eksekusi mati ini merupakan hukuman yang terdiri dari tiga jenis mekanisme hukuman yang mematikan. Jenisnya merupakan hukuman gantung, menyeret dan membelah bagian tubuh terpidana.

Hukuman brutal ini pernah dilakukan di Inggris antara tahun 1283 – 1870. Terpidana yang akan dikenakan eksekusi sampai mati ini adalah para pelaku yang melakukan kejahatan paling berat.

Diantaranya dengan cara digantung dan dibakar, diseret dengan kuda kemudian digantung, hingga kemudian dipotong alat kemaluan dan tubuhnya. Dan setelah terpidana dinyatakan tewas, potongan tubuh terpidana tersebut akan disebar di tengah keramaian umum.

Hal tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera bagi siapa saja yang ingin melakukan suatu kejahatan dengan kondisi sosial yang kondusif. Dan tentu saja pada akhirnya akan memberikan rasa aman bagi raja atau ratu yang saat itu memimpin negara.

Eksekusi mati Ling Chi, Kematian seribu luka!

Eksekusi Mati Ling - Chi
Ling Chi

Ling Chi adalah metode eksekusi mati yang digunakan di Tiongkok di mana korban akan menderita banyak luka sebelum akhirnya mati karena kehilangan darah. Eksekusi mati yang sadis ini diterapkan pada abad ke 10 pada zaman Dinasti Tang.

Para pelaku dieksekusi dengan cara digantung dan disayat dagingnya sedikit demi sedikit. Kemudian potongan dagingnya dibuang saat terpidana masih hidup. Terpidana akan menjemput ajalnya secara perlahan karena kehilangan banyak darah.

Hukuman ini juga dikenal sebagai “kematian seribu luka”. Kematian yang brutal, sadis sekaligus merupakan penyiksaan tiada akhir sama halnya dengan mutilasi.

Rajam! eksekusi mati wanita

Rajam Eksekusi -Mati
Rajam

Rajam merupakan bentuk eksekusi mati saat sekelompok orang melemparkan batu ke terpidana karena kejahatannya. Kejahatan yang mendapat hukuman ini biasanya adalah kasus perzinahan. Ironisnya, mayoritas yang terkena hukuman ini adalah perempuan.

Sayangnya hukuman yang sangat biadab ini masih digunakan di beberapa negara. Beberapa diantaranya adalah Iran, Arab Saudi, Sudan, Uni Emirat Arab, Pakistan,Yaman dan beberapa negara di Afrika.

Pancung! Eksekusi mati di Timur Tengah

Pancung - Eksekusi Mati
Pancung

Sebenarnya banyak sekali masyarakat dunia yang terkejut ketika mendengar bahwa bentuk eksekusi mati ini masih digunakan. Mayoritas yang menggunakannya adalah negara-negara yang berada di Timur Tengah.

Beberapa negara tersebut melakukan hukum pancung ini secara langsung di depan umum dan biasanya juga difilmkan dan dibuat viral secara online.

Hukum di Negara Arab mengikuti interpretasi ketat Hukum Syariah yang memungkinkan kejahatan tertentu seperti pemerkosaan, pembunuhan, kemurtadan, dan perdagangan narkoba, dapat dihukum mati.

Pada tahun 2015, di Arab Saudi sudah mengeksekusi 157 orang dengan hukuman ini. Meskipun ada tekanan dari dunia internasional untuk menghentikan hukuman ini, tetapi faktanya terpidana yang mendapatkan hukuman ini terus meningkat.

Cambuk Tongkat

Cambuk Tongkat
Cambuk Tongkat

Eksekusi mati cambuk tongkat ini dilakukan dengan sebatang tongkat kayu yang sangat keras. Serangan dari tongkat bisa sangat menyakitkan karena akan merusak kulit dan akan menyebabkan bekas luka.

Walaupun hukuman ini sudah banyak dikutuk di beberapa negara di dunia, tetapi nyatanya Negara seperti Seperti Singapura masih menerapkannya. Pada tahun 2012 Singapura sudah melakukan sejumlah 2.203 hukuman cambuk dengan tongkat.

Walaupun protes dari sejumlah kelompok hak asasi manusia, dan piagam internasional sudah melarang untuk diterapkannya hukuman ini. Pada kenyataannya Singapura dan beberapa negara lainnya masih mempertahankannya.

Merobek Orang Terpisah Dengan Pohon!

Merobek Orang Terpisah
Merobek Orang Terpisah

Persia melakukan eksekusi mati dengan cara yang tidak biasa sadisnya. Siapapun yang melakukan kejahatan berat akan dijatuhi hukuman ini. Mekanisme hukuman ini dilakukan dengan cara membelah dua tubuh terpidana.

Para algojo akan menarik pucuk dua pohon besar tersebut hingga sedekat mungkin antara satu sama lain dan mengikatnya. Terpidana akan diikat kedua kakinya secara terpisah pada masing-masing pohon.

Kemudian mereka akan memotong tali yang mengikat pohon-pohon itu secara bersamaan. Saat kedua ikatan pohon tersebut terlepas, maka kedua pohon tersebut akan menarik diri dengan kecepatan luar biasa dan menembak kembali dengan tegak.

Dan saat peristiwa itu terjadi, terpidana masih terikat pada pohon tersebut. Tubuhnya akan robek dan tercabik -cabik seketika dalam hitungan detik. Sisa-sisa bagian tubuh yang berserakan tersebut akan ditinggalkan begitu saja.

Siapa pun yang melewati tempat kejadian akan mengingat cerita yang traumatis tersebut. Harapannya tidak akan melakukan perbuatan yang sama.

Kotak Penjara Yang Terisolasi.

Kotak Penjara
Kotak Penjara

Dalam eksekusi mati secara perlahan ini akan menempatkan terpidana yang dihukum akan ditempatkan di dalam kotak tertutup tanpa pintu keluar.

Dapat dikatakan juga bahwa kotak ini menjadi penjara seumur hidup hingga akhirnya akan mati secara perlahan. Para korban akan menjemput ajalnya karena kelaparan dan dehidrasi.

Foto terlampir diterbitkan dalam National Geographic edisi 1922 yang menggambarkan tindakan imigrasi, dengan seorang wanita Mongolia. Wanita malang itu ditempatkan di dalam kotak kayu di tengah padang pasir tanpa diberi makan dan minum.

Eksekusi mati Scaphism

Scaphism - Eksekusi Mati
Scaphism

Eksekusi mati ini berasal dari Persia di tahun 500 Sebelum Masehi. Hukuman mati ini dilakukan dengan cara menelanjangi para terpidana dan diikat pada sepotong kayu, untuk kemudian dibuang ke sungai.

Terpidana yang sudah tidak berdaya tersebut akan dipaksa meminum susu dan madu hingga mengalami diare yang akut dan susah untuk disembuhkan. Penderitaan terpidana masih terus berlanjut ketika tubuhnya dilumuri madu untuk menarik serangga.

Ketika tubuhnya dinikmati oleh serangga tersebut, mereka pun hanya dapat menunggu dengan kesakitan, hingga tarikan nafas terakhir

The Rack

The Rack
The Rack

Hukuman berat ini merupakan eksekusi mati yang diterapkan di negara Eropa selama berabad-abad. Mekanisme dari hukuman ini adalah dengan mengikat kaki dan tangan terpidana pada sebidang kayu hingga membentuk huruf X.

Kemudian semua tali tersebut ditarik dan di regang yang akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Prosesnya akan dilakukan hingga berkali-kali hingga terpidana menemui ajalnya.

Mekanisme lainnya adalah dengan menggunakan punggung kuda sebagai tempat untuk meletakkan tubuh terpidana. Kemudian tangan dan kakinya ditarik kebawah hingga semua persendiannya terlepas.

Flaying, eksekusi mati menguliti tubuh manusia!

Flaying - Eksekuti Mati
Flaying

Eksekusi mati paling kejam ini terjadi sekitar sekitar seribu tahun lalu. Mekanisme sangatlah kejam dan biadab, dengan cara menguliti tubuh korban dengan pisau tajam.

Terpidana akan dipaku terlebih dahulu pada sebuah meja. Kemudian eksekutor akan mulai mengiris kulit terpidana sedikit demi sedikit hingga terlepas dari ototnya. Brutalnya lagi, selama proses dikuliti tersebut, lukanya akan ditaburi dengan butiran garam yang luar biasa perihnya

Kesimpulan

Salah satu lahirnya hak asasi manusia adalah karena banyaknya kejadian hukuman mati yang dilakukan secara sadis dan brutal sepanjang sejarah manusia. Seolah tidak mengindahkan fakta bahwa hak asasi adalah sebuah hak yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia sejak dilahirkan

Tidak ada seorang yang dapat merampas hak yang sudah digariskan tersebut. Termasuk para terpidana yang walaupun sudah melakukan kesalahan berat, tetap memiliki hak asasi tersebut.

Dengan kesadaran akan pentingnya HAM, saat ini sudah terlihat adanya pengurangan intensitas hukuman mati di seluruh dunia. Jika tetap harus dilakukan, mekanismenya sudah diganti menjadi suatu hukuman yang tidak membuat terpidana tersiksa sebelum maut menjemputnya.

Well Guys, bagaimana cerita yang cukup menegangkan sekaligus menyedihkan tersebut? Semoga dapat diambil pesan moralnya yang berkaitan dengan hak asasi setiap manusia.

Kita sudahi dulu cerita kali ini, and stay stune for the next cool story!
Bye Now!

Sumber :

  • Ancient Persian Punishments Beyond Your Worst Nightmares – Listverse
  • 10 Ancient Methods Of Capital Punishment – Lisverse
  • 5 Eksekusi Mati Paling Kejam Tanpa Ampun yang Pernah Diterapkan di Dunia – Boombastis
  • Eksekusi Hukuman Mati Paling Sadis di Dunia yang Pernah Terjadi dalam Sejara – Tribun News