Pemakaman sakral unik Indonesia – Setiap insan manusia pasti membenci yang namanya perpisahan, kapanpun dan dalam bentuk apapun. Perpisahan terkadang identik dengan yang namanya pemakaman.
Banyak cara manusia melepaskan seseorang untuk selama – lamanya dengan sebuah ritual yang rumit, unik dan tentu saja sakral. Ada yang menggelontorkan uang dengan biaya yang cukup fantastis, mengumpulkan banyak orang dan lain sebagainya.
Bukan hanya di luar negeri saja, tapi ternyata di Indonesia hal ini juga sudah menjadi hal umum. Hal tersebut tentunya untuk mengenang, memberikan penghormatan terakhir yang begitu istimewa bagi seseorang yang telah pergi.
Lalu apa saja pemakaman yang sakral dan unik di Indonesia? Yuk simak!
Upacara Ngaben – Bali
Upacara pemakaman khas Bali ini memang cukup terkenal baik lokal maupun mancanegara. Upacara ini dilakukan dengan iring-iringan yang cukup mewah dan berakhir dibakar bersamaan dengan kemewahan iring-iringan tersebut.
Upacara Ngaben memiliki tujuan yakni agar sang atma (roh) dapat lepas dari belenggu dunia dan bisa segera bersatu dengan Tuhan. Selain itu pembakaran jenazah juga bertujuan untuk mengembalikan segala unsur terciptanya manusia kepada asalnya.
Bagi keluarga yang ditinggalkan, upacara ini merupakan pertanda bahwa keluarga telah ikhlas dan rela bahwa orang yang meninggal tersebut pergi untuk selama – lamanya.
Ritual pemakaman ini dimulai dari Ngulapin atau biasa disebut upacara memanggil roh dan diakhiri dengan menghanyutkan abu atau kotoran jenazah ke sungai atau laut.
Upacara Merapu – NTT
Merapu sendiri merupakan sebuah kepercayaan yang hingga saat ini masih dipercaya oleh masyarakat Pulau Sumba. Kepercayaan ini menganut atau memuja kepada nenek moyang dan leluhur.
Masyarakat setempat penganut agama ini percaya bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara dan akan kekal nantinya di kehidupan selanjutnya atau dunia roh. Upacara pemakaman bagi masyarakat merapu ini juga terbilang sakral.
Upacara pemakaman ini memiliki tujuan untuk membebaskan jenazah dari ikatan dunia. Masyarakat setempat membagi kematian menjadi 2 hal berbeda yakni meti maringu (kematian dingin) dan meti mbana (kematian panas).
Kematian dingin berupa menginggalnya seseorang akibat penyakit ataupun karena usia tua. Sedangkan kematian panas diakibatkan perang, mati terlantar dan kecelakaan.
Pada saat seseorang meninggal, keluarga dekat dan berbagai warga akan mendoakan dan memberikan seutas kain yang dipasang melingkari peti jenazah. Sehingga tak heran jika peti mati seseorang akan tampak besar.
Saat upacara pemakaman, lagu duka dibunyikan dan memberikan sesembahan berupa hewan kurban.
Upacara Trunyan – Bali
Bali memang memiliki budaya yang sungguh beranekaragam dan unik. Salah satunya ialah upacara Trunyan yang terletak di Desa Trunyan. Upacara ini tentu berbeda dengan upacara pemakaman pada umumnya yang dikubur ataupun dibakar dan sebagainya.
Upacara khas masyarakat trunyan ini berupa membiarkan seseorang yang sudah meninggal di alam terbuka atau biasa disebut dengan nama mepasah.
Masyarakat setempat meyakini keberadaan pohon taru menyan yang tumbuh di sekitar Desa Trunyan mempunyai fungsi untuk menghilangkan bau bangkai mayat mepasah.
Sehingga meskipun dibiarkan di alam terbuka, jenazah tidak akan busuk dan akan tetap wangi. Di desa Bali Aga ini, terdapat tiga tempat pemakaman Trunyan. Tiga tempat tersebut ialah Sema Bantas, Sema Wayah serta yang terakhir Sema Nguda.
Upacara Rambu Solo – Sulawesi
Manusia memang akan mengalami yang namanya kematian, dan akan dimakamkan sesuai dengan kepercayaan masing – masing. Namun, ada yang unik dari pemakaman masyarakat Toraja ini, namanya ritual Rambu Solo.
Ritual ini tentu saja bertujuan untuk mengantarkan arwah seseorang yang telah meninggal menuju dunia roh, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Puya.
Istilah aluk Rambu Solo’ terdiri dari tiga kata, yaitu aluk (keyakinan), rambu (asap atau sinar), dan turun. Dengan demikian, aluk rambu solo’ diartikan sebagai upacara yang dilakukan tepat saat sinar matahari mulai turun (terbenam).
Upacara yang satu ini perlu biaya yang tidak sedikit. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh hewan persembahan yang jumlahnya yang cukup banyak mulai dari ratusan hingga ribuan. Tak khayal jika upacara ini dapat menelan biaya milyaran rupiah.
Hewan sesembahan berupa kerbau dan juga babi. Seseorang yang telah meninggal akan dimasukkan ke peti yang berbentuk rumah dan diangkat bersama – sama oleh masyarakat sekitar.
Upacara Tiwah – Kalimantan
Upacara atau ritual Tiwah merupakan ritual pemakaman yang cukup sakral dan besar yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak. Upacara ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan rentan waktu yang cukup lama.
Upacara Tiwah dapat berlangsung hingga bertahun – tahun. Menurut masyarakat sekitar, kematian merupakan langkah awal manusia mencapai dunia kekal tempat dimana manusia berasal.
Tujuan upacara ini tidak lain untuk mengantarkan jenazah menuju tempat peristirahatan terakhir dan memutus ikatan di dunia.
Penyelenggaran upacara Tiwah bagi masyarakat Dayak Ngaju dianggap sesuatu kewajiban secara sosial dan moral. Pihak keluarga yang ditinggalkan wajib untuk mengantar arwah keluarganya yang meninggal ke dunia roh.
Upacara ini juga menggunakan hewan kurban untuk seserahan, berupa babi. Pelaksanaan upacara ini cukup rumit dan memiliki prosedur yang panjang dan sakral.
Upacara Mumifikasi – Papua
Upacara atau proses mumifikasi dari Suku Asmat terbilang cukup unik dan hanya ada di Indonesia. Tidak sembarang orang yang dapat diawetkan, hanyalah orang pilihan seperti panglima perang, kepala suku dan orang – orang yang memiliki pengaruh besar di Suku Asmat.
Upacara dilakukan dengan cara mengawetkan jenazah dengan sebuah ramuan alami. Setelah itu jenazah diletakkan di dekat tungku perapian atau disebut dengan pengasapan. Uniknya, jenazah dibuat dengan posisi duduk.
Jasad yang telah dimumifikasi akan dikeluarkan ketika ada acara adat, atau tamu penting. Mumi tersebut akan duduk bersama – sama dengan masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk mengenang jasa orang – orang yang telah dimumifikasi.
Kuburan Bayi – Sulawesi
Tanah Toraja memang terkenal akan kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya ialah upacara pemakaman bayi yang diletakkan di sebuah pohon besar.
Tidak sembarang pohon bisa dijadikan tempat, hanyalah pohon tarra yang memiliki batang pohon yang besar dan bergetah. Masyarakat setempat percaya bahwa pohon ini layaknya ibu yang memeluk anaknya yang sudah meninggal.
Pemakaman ini dilakukan untuk bayi yang usianya di bawah 6 Bulan. Selain itu bayi tersebut harus dipastikan belum tumbuh gigi.
Pemakaman juga dilakukan tanpa sehelai pakaian. Hal tersebut merupakan sebuah simbolik bahwa bayi yang meninggal akan kembali dalam keadaan suci layaknya kembali ke perut sang ibu.
Kesimpulan
Upacara kematian tentu memiliki tujuan yang hampir sama yakni mengantarkan seseorang yang telah meninggal ke tempat dunia roh berada.
Mengantarkan dan ikhlas melepaskan kepergian seseorang memang buka perkara mudah. Salah satu yang bisa dilakukan oleh keluarga yang ditinggalkan ialah dengan mengadakan upacara atau ritual dari masing – masing keyakinan seseorang tersebut.
Sebagai bangsa yang terkenal akan banyak adat budaya, sepatutnya kita menghargai kepercayaan orang lain.
Nah, cukup menarik bukan pembahasan mengenai pemakaman unik dan sakral yang hanya ada di Indonesia? Jika kalian masih penasaran dengan topik seputar mitos masyarakat, semua bisa kalian temukan di Bicara Indonesia.
Sumber :
- Merapu – Wikipedia
- Hanya ada di Toraja, Kuburan Bayi di Batang Pohon yang Jadi Wisata! – Sulsel IDN Time News
- 10 Upacara Pemakaman Terunik yang Hanya Ada di Indonesia – Boombastis