Jika Virus COVID-19 Terjadi 100 Tahun yang Lalu, apa yang akan terjadi?

COVID-19 100 Tahun Lalu – Menjelang akhir tahun 2020, kita masih di hadapkan dengan pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir. Tercatat lebih dari 60 juta kasus positif Virus COVID-19 di seluruh dunia dengan 1,46 juta di antaranya meninggal dunia.

Meski kedengerannya mengerikan, ada kabar baik yang mestinya kita tahu nih Sob! Jadi, kita sepatutnya bersyukur karena COVID-19 terjadi di zaman ini, di mana teknologi dan kesehatan sudah semakin berkembang pesat.

Masih tidak percaya? Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi jika covid-19 terjadi 100 tahun yang lalu.

1. 100 Tahun Yang Lalu, Teknologi Kesehatan yang Belum Maju

Jika Virus COVID-19 Terjadi 100 Tahun yang Lalu, apa yang akan terjadi?

Bidang kesehatan adalah salah satu aspek yang berkembang pesat dalam beberapa puluh tahun belakangan ini. Untuk menghadapi virus COVID-19, inovasi dan teknologi di bidang kesehatan sangat di perlukan.

Jika COVID-19 terjadi 100 tahun lalu, pemerintah tidak akan bisa melakukan tracking data pasien COVID-19 dengan cepat dan tepat. Seperti yang di ketahui, tracking data sangat di perlukan dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Teknologi seperti Blockchain yang di pakai pemerintah saat ini di gunakan untuk mengatur pengadaan peralatan medis dan obat-obatan, membantu peneliti mengolah kode genetik.

Serta dapat menangani lebih banyak pasien bahkan yang berada jauh di daerah pedalaman sehingga penanganan COVID-19 bisa di lakukan dengan lebih baik.

2.  Penyebaran Berita COVID-19 melalui Radio dan Televisi 

Jika Virus COVID-19 Terjadi 100 Tahun yang Lalu, apa yang akan terjadi?

Apakah sobat pernah merasa jenuh dan bosan dengan segala pemberitaan COVID-19 di media sosial? Pastinya pernah ya.  Jika COVID-19 terjadi 100 tahun yang lalu, kita nggak akan pernah merasakan hal yang sama.

Pasalnya, media sosial yang kita pakai sekarang baru di temukan di awal tahun 2000an. Facebook di temukan di tahun 2004, Youtube di tahun 2005, Twitter di tahun 2006, dan Instagram di tahun 2010.

Pada 100 tahun yang lalu, informasi di sebarkan melalui televisi dan radio. Orang-orang mendengarkan berita dari siaran radio dan juga sambungan televisi. Namun karena masih baru di temukan tidak semua orang memilikinya.

Keterbatasan itulah yang akan membuat sebaran informasi menjadi tidak merata. Padahal, di masa pandemi kecepatan penyebaran informasi sangat penting dilakukan untuk menekan angka penyebarannya.

3. Petugas Medis COVID-19 100 Tahun Lalu Memakai APD Sederhana

Petugas Medis Memakai APD Sederhana

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan ‘senjata’ yang dipakai tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. Spesifikasi APD ini nggak boleh sembarangan, Sob.

Harus terbuat dari bahan yang mampu menghalangi penularan kontaminan (cairan tubuh, sekresi pernafasan, serta darah) dan juga dapat melindungi diri dari virus serta bakteri pada mulut, hidung, dan juga kulit pemakainya.

Pandemi juga pernah terjadi 100 tahun yang lalu. Saat itu petugas medis hanya memakai masker kain dan juga masker gas beracun untuk melindungi diri mereka.

4. COVID-19 Membunuh Lebih Banyak Orang

Membunuh Lebih Banyak Orang

Keterbatasan fasilitas kesehatan dan belum majunya teknologi membuat banyak orang meninggal saat kemunculan pandemi 100 tahun yang lalu.

Tepatnya pada tahun 1920 saat Flu Spanyol atau dikenal dengan virus H1N1 menyerang 500 juta orang di seluruh dunia. Ahli virus asal Amerika Serikat bernama Jeffery Taunbenberger berkata jika flu ini adalah “The Mother of All Pandemics.”

Bayangkan saja, dalam kurun waktu satu tahun, virus ini telah membunuh 100 juta orang atau 2 % dari populasi dunia ketika itu. Di Indonesia sendiri, virus ini membunuh 906 ribu orang di Pulau Jawa. Wah, mengerikan sekali ya Sob! 

5. Tidak Ada Aktivitas Online!

Membunuh Lebih Banyak Orang

Pandemi memaksa kita untuk beralih ke aktivitas daring. Semua yang kita lakukan berlangsung secara virtual karena tidak bisa bertemu langsung dengan orang lain.

Baik proses belajar-mengajar, meeting kerja, seminar, dan juga kegiatan lainnya dilakukan melalui gadget kita masing-masing.

Apabila  pandemi terjadi 100 tahun yang lalu, hal itu tidak akan terjadi. Internet baru ditemukan pada tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, itupun penggunaannya masih terbatas dan belum dikenal banyak orang.

Tak terbayangkan bagaimana rasa bosan yang kita rasakan jika tidak bisa melakukan kegiatan apa-apa di rumah. Sedih sekali ya, Sob!

Kesimpulan

Nah, sobat. Gimana nih? Ternyata ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil ya dari pandemi covid-19 ini. Mari kita berdoa bersama-sama semoga pandemi cepat berlalu sehingga dunia bisa kembali normal lagi.

Jika kalian masih penasaran dengan update dunia lainnya selain COVID-19, jangan bisan bosan untuk kunjungi Bicara Indonesia ya! Sampai bertemu di pembahasan-pembahasan seru selanjutnya!

Sumber :

  • Belajar dari Sejarah Pandemi Flu Spanyol 1918 – Covid19
  • Kilas Balik Flu Spanyol, Tewaskan Jutaan Orang RI Seabad Lalu – CNN Indonesia
  • Penyakit Pasien Amat Berbahaya, Lihat Betapa Alakadarnya Alat Pelindung Diri Dokter 100 Tahun Lalu – Tribun News Maker
  • Duh! Begini Potret Mencekam Siklus 100 Tahun Wabah Besar Pernah Melanda Dunia – Indonews
  • Teknologi Bidang Kesehatan Penting di Masa Pandemi
  • Kedokteran – Wikipedia
  • Selain Corona, Ini 10 Pandemi Terburuk dalam Sejarah Dunia – Merdeka