Abdul Karim bukanlah seorang pangeran India yang memiliki koneksi kedekatan yang cukup untuk bisa bertemu dan menjalin hubungan dengan Ratu Victoria.
Ia hanyalah seorang rakyat biasa yang memiliki pekerjaan menjadi juru tulis. Tetapi melalui pekerjaan inilah yang membawanya bertemu dan dapat bersahabat karib dengan Ratu Victoria.
Jarak umur, warna kulit hingga kasta bukanlah suatu halangan untuk seseorang dalam menjalin suatu hubungan persahabatan. Dan itulah yang terjadi di antara kedua insan tersebut.
Kala itu di umur Abdul Karim yang menginjak 24 tahun dijadikan “hadiah dari India” untuk Ratu Victoria. Ia bertugas untuk melayani sang ratu serta menjadi jembatan komunikasi ratu dengan pejabat India.
Berikut kisah yang sangat unik dan mungkin dapat menyejukkan hati atas persahabatan yang sangat unik ini.
Kedekatan Abdul dan Ratu Bukan Kisah Percintaan Melainkan Persahabatan
Persahabatan adalah sesuatu hubungan yang melibatkan 2 insan atau lebih dalam suatu ikatan hubungan tanpa mengenal gender, usia, maupun ras. Zaman saat ini menggunakan pengertian tersebut sangatlah berlaku.
Tapi hal tersebut tidak terjadi di tahun 1887 atau jauh sebelumnya. Itulah tahun ketika Abdul Karim menginjakkan kakinya di negara yang terkenal dengan dengan Big Bennya ini.
Saat itu perbedaan ketika terdapat sebuah hubungan yang melibatkan perbedaan warna kulit saja adalah sesuatu yang menjadi sangat krusial.
Hubungan yang dijalani sang ratu melibatkan begitu banyak perbedaan usia, warna kulit, hingga kasta membuatnya menjadi permasalahan yang sangat penting.
Persahabatan yang dilalui oleh Abdul Karim dan Ratu Victoria bukanlah suatu persahabatan yang biasa tetapi itu pula bukan suatu percintaan. Hubungan yang mungkin dapat dikatakan sebagai suatu persahabatan seorang ibu dan anaknya.
Dibuktikan melalui dengan surat-surat yang dilakukan di antara kedua insan tersebut diakhir dari surat terdapat kutipan yang menarik. Kutipan yang dapat menyatakan hubungan ini lebih dari sahabat tetapi tidak mencapai hubungan percintaan.
“Rekan dekatmu” dan “ibu yang mencintaimu” merupakan sebagian kecil kutipan surat dari Ratu Victoria yang dikirimkan kepada Abdul Karim. Tak lupa tanda tangan sang ratu pun dibubuhkan dalam surat tersebut.
Persahabatan Abdul Karim dan Ratu Victoria Bermula Dari Kari Ayam
Awal mula persahabatan yang dialami Ratu Victoria dan Abdul Karim cukuplah unik, berawal Kari Ayam yang menggoda lidah dari sang ratu. Kisah bermula dari acara Golden Jubilee yang merupakan perayaan 50 tahun kekuasaan ratu.
Dipilih dua orang dari India untuk menjembatani komunikasi antara pejabat India dengan pihak kerajaan dan tentunya menemani sang ratu sepanjang acara tersebut berlangsung.
Abdul Karim dan Mohamed Buxshe yang menjadi orang terpilih dalam rangkaian acara tersebut. Pada awalnya Abdul merasa yang tidak cocok untuk posisi tersebut. Namun, dengan tekad yang cukup akhirnya ia menjalankan tugas ini dengan sebaik mungkin.
Di akhir acara seluruh rombongan menuju rumah musim panas milik Ratu Victoria di Isle Of Wight.
Ketika seluruh rombongan sampai di rumah tersebut Abdul langsung menyajikan Kari Ayam. Makanan yang memiliki kandungan rempah yang berlimpah dan akan menggoda lidah setiap orang yang memakannya.
Benar saja Ratu Victoria yang memakannya saat itu langsung menjadikan Kari Ayam masuk kedalam menu kerajaan.
Abdul Karim Menjadi Orang Kepercayaan Ratu Victoria
Persahabatan yang dilalui kedua insan tersebut menjadikan Abdul sebagai orang kepercayaan ratu.
Ia juga diberikan gelar sebagai Munshi Hafiz didepan namanya, yang menjadikan ia setara dengan pejabat India lainnya. Pemberian gelar ini pun membuatnya terbebas dalam pekerjaan kasar.
Abdul yang senantiasa mendengar setiap kisah ataupun keluhan dari ratu menyebabkan ia menjadi sosok orang yang sangat dipercaya sang ratu. Ia pun diangkat menjadi sekretaris pribadi ratu yang menemani sang ratu dimanapun ia berada.
Beberapa keputusan yang diberikan Ratu Victoria tersebut dipengaruhi oleh Abdul Karim.
Hal tersebut dikarenakan Abdul Karim yang tidak memberikan jarak kepada sang ratu dan senantiasa mendengar segala cerita yang disampaikan sang ratu.
Hal tersebut tidak dilakukan oleh anak dari Ratu Victoria yang seharusnya anak dari sang ratu lah yang melakukan segala hal tersebut. Sayangnya justru sang anak yang seharusnya dekat dan menjadi sahabat bagi ibunya dan memilih untuk menjauhi ibunya.
Kedekatan ini pun ditandai dengan Ratu Victoria yang memboyong keluarga besar Abdul Karim. Termasuk istri dari orang kepercayaannya ini ke Inggris untuk tinggal disana, diberikan berbagai fasilitas dan begitu banyak hadiah.
Tak hanya itu, dalam wasiatnya Ratu Victoria meminta bahwa Abdul Karim menjadi salah satu pelayat utama dalam pemakamannya, yang dimana hal tersebut hanya didapatkan dari segelintir pihak saja.
Sebenarnya Abdul Karim bukanlah orang pertama yang menjadi orang kepercayaan ratu. Sebab terdapat mantan orang kepercayaan ratu setelah suami dari Ratu Victoria meninggal dunia.
Ia bernama John Brown merupakan ajudan sang ratu yang berasal dari Skotlandia.
Perubahan Pandangan Ratu Victoria Mengenai Islam
Kedekatan yang sangat dekat inilah yang membuat sang ratu berubah pandangan mengenai agama Islam. Semua hal tersebut ditandai dengan pembelajaran bahasa hindustani dan bahasa urdu.
Ratu Victoria juga mempelajari mengenai Agama Islam dari Abdul Karim, dikabarkan sang ratu ingin membantu untuk mengubah pandangan setiap orang mengenai Agama Islam melalui kebijkan yang ada.
Sayangnya sang ratu tidak memiliki kewenangan untuk mengubah kebijakan tersebut.
Keberadaan yang Ditutupi
Persahabatan yang kontroversial tersebut membuat keberadaannya ditutupi. Terutama dari pihak kerajaan yang benar adanya menentang hubungan tersebut.
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa di saat itu sangat rendah jika orang berkulit putih memiliki hubungan dengan orang kulit hitam ditambah negara orang tersebut merupakan jajahannya sendiri.
Apalagi yang memiliki hubungan tersebut adalah seorang ratu ditambah setiap keputusan ratu sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kepercayaannya, Abdul Karim. Ketika Ratu Victoria mangkat dari jabatannya dengan gerakan yang sangat cepat.
Pangeran Edward VII langsung memulangkan Abdul Karim ke India dan membakar seluruh berkas yang berhubungan dengan persahabatan kedua insan tersebut. Termasuk kiriman surat yang dilakukan oleh Ratu Victoria dan Abdul Karim.
Pemecatan Abdul Karim Secara Tidak Terhormat
Diakhir masa jabatan Ratu Victoria telah mengetahui bahwa keberadaan Abdul Karim akan terancam ketika ia mangkat sehingga saat itu ia menyarankan kepada Abdul untuk kembali ke India selama ia memiliki kekuasaan dan dapat melindungi Abdul.
Abdul yang telah pada pendiriannya untuk tetap disamping sang ratu hingga akhir hayatnya, harus menerima selang beberapa jam pemakaman untuk dipecat secara tidak hormat oleh putra yang menggantikan posisi Ratu Victoria, Pangeran Edward VII.
Kesimpulan
Persahabatan merupakan suatu hubungan yang melibatkan dua insan tanpa memandang gender, status, usia bahkan ras. Itulah yang terjadi diantara Ratu Victoria, sang penguasa Inggris dengan pelayan Indianya, Abdul Karim.
Kedekatan yang begitu dekatnya melebihi persahabatan ini membuatnya semakin indah dan mungkin menjadi sejarah yang cukup menarik. Bahwa seorang kulit putih dapat bersahabat baik dengan kulit hitam dimana negara orang tersebut menjadi negara jajahannya.
Pandangan yang indah untuk saat ini tetapi tidak ketika persahabatan tersebut terjadi. Begitu banyak halangan rintangan hingga isu tidak benar yang melingkupinya.
Bagi kalian yang penasaran dengan sejarah menarik yang ada di dunia. Jangan lupa untuk terus kunjungi bicara Indonesia untuk mengetahui info lebih lanjut.
Sumber :
- Victoria and Abdul: Mengungkap hubungan Ratu Inggris dan pemuda Muslim yang ditutupi – BBC News Indonesia
- Abdul Karim, Sobat Kental Ratu Victoria dari Tanah Jajahan – tirto
- Victoria and Abdul: The Truth About the Queen’s Controversial Relationship – Vanity Fair
- Abdul Karim (Sang Munsyi) – Wikipedia