Tahukah sobat bicara, ternyata di Laut Jawa pernah terjadi pertempuran hebat antara Sekutu dan Jepang. Nah, pernahkah kamu menduga sebelumnya? Pertempuran laut terbesar dunia pernah terjadi di Indonesia. Berikut informasinya.
Latar Belakang Pertempuran Laut Jawa
Pertempuran laut terbesar ini terjadi pada tanggal 27 Februari 1942. Pertempuran Laut Jawa merupakan pertempuran laut terbesar sejak Pertempuran Jutlandia pada Perang Dunia I. Pertempuran ini mempertemukan pihak Belanda, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia yang merupakan pihak sekutu melawan kekaisaran Jepang.
Pihak sekutu dipimpin oleh komandan ABDA (American-British-Dutch-Australian Command), Laksamana Karel Doorman. Adapun pihak Jepang dipimpin oleh Laksamana Muda Takeo Takagi.
Pempuran Laut Jawa merupakan pertempuran terpenting dalam era Perang Dunia 2. Hal itu disebabkan oleh Indonesia merupakan wilayah yang strategis dan merupakan wilayah tujuan penaklukan Jepang di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan bahan baku yang mendukung peperangan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai wilayah vital yang harus dipertahankan sekutu dari serangan Jepang.
Kapal Pendukung Perang
Armada ABDA terdiri atas sejumlah kapal hebat pendukung pertempuran Laut Jawa. Contohnya 2 kapal penjelajah berat bernama HMS Exter dan USS Houston. Adapun 3 kapal penjelajah ringan yakni Hr.Ms.De Ruyter (kapal Doorman), Hr. Ms. Java, dan HMAS Perth. Selain itu terdapat 9 kapal perusak yakni, HMS Electra, HMS Ecounter, HMS Jupiter, Hr.Ms.Kortenaer, Witte de With, USS Alden, USS Jhon D.Edwards, USS John D.Ford, dan USS Paul Jones.
Adapun konvoi Jepang di kawal oleh 2 kapal penjelajah berat yakni Nachi dan Haguro. Selain itu ada 2 kapal penjelajah ringan yakni Naka dan Jintsu. Terdapat juga 14 kapal perusak. Masing-masing bernama Yudachi, Murasame Samidare, Harusame, Asagumo, Tokitsukaze, Amatsukaze, Minegumo, Hatsukaze, Yamakaze, Yukikaze, Kawakaze, Sazanami, dan Ushio.
Awal Pertempuran Laut Jawa
Pertempuran Laut Jawa dimulai pada tanggal 27 Februari 1942. Intelijen Sekutu menyebutkan bahwa ada armada pendarat Jepang yang bergerak dari Makasar ke arah Pantai Utara Jawa. Laksamana Doorman memerintahkan AL ABDACOM untuk bergerak ke arah timur mencegat para pendarat Jepang yang ingin ke Jawa. Akan tetapi, armada pendaratan Jepang dikawal oleh armada tempur yang superior yaitu 2 kapal penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan, serta kapal perusak yang jumlahnya 14 buah.
Kapal penjelajah berat Jepang lebih kuat dengan persenjataan masing-masing 10 senapan 8 inchi dan torpedo yang luar biasa. Sementara kapal Sekutu yang bernama Exter dan Houston masing-masing dipersenjatai 6 senapan 8 inchi.
Pertempuran laut terbesar ini terdiri atas serangkaian percobaan lebih dari 7 jam oleh ABDACOM Doorman. Pihak Sekutu masing-masing kalah telak dari armada Jepang. Armada Jepang dan ABDACOM saling bertemu satu sama lain sekitar pukul 4 sore pada 27 Februari.
Jalannya Pertempuran
Kedua belah pihak menunjukan kemampuan penggunaan meriam fase awal. Sebagai contoh penggunaan meriam ini adalah Exter yang dibuat rusak parah di ruang ketel yang dihantam granat sebesar 8 inchi. Kemudian terseok-seok hingga ke Surabaya dan dikawal oleh kapal HNLMS Witte de With.
Jepang kemudian kembali menembakan 2 torpedo besar sebanyak 92 buah yang hanya mencetak 1 hantaman tepat ke HNLMS Kortenaer dihantam laras panjang yang terpecah menjadi 2 bagian. Akhirnya kapal tersebut tenggelam.
Kapal Electra yang berusaha melindungi Exter terlibat pertempuran laut terbesar dengan kapal Jintsu dan Asagumo menghasilkan berberapa tembakan. Namun, kapal tersebut menderita kerusakan di bagian atas kapal dan menara kecilnya kehabisan amunisi. Akibatnya, pihak kapal Electra memerintahkan awak kapalnya untuk meninggalkan kapal.
Kapal Jintsu terus maju menghantam kapal Electra. Sementara Kapal Asagumo terpaksa mundur karena mengalami kerusakan. Armada Sekutu terpecah-belah dan mundur. Gerakan mundur ini dimulai saat 4 kapal pemburu Sekutu menembakan tabir asap untuk menutupi pergerakan kapal Jepang.
Sembari bergerak mundur, kapal Sekutu lantas melancarkan serangan torpedo kearah kapal-kapal Jepang. Armada Sekutu kemudian berbalik ke arah selatan pesisir Jawa. Sampai menuju barat dan utara untuk melarikan diri dari kapal Jepang. Namun, kalah terperangkap oleh konvoi yang dilancarkan armada Jepang.
Pelecutan Serangan Terus Menerus
Setelah itu, giliran kapal Sekutu Jupiter yang terkena ranjau dan tenggelam. Komandan Doorman yang kehilangan 4 kapal penjelajahnya kemudian kembali bertempur melawan Jepang sekitar pukul 23.00. Kedua pasukan saling tembak menembak dalam waktu yang lama. Pada akhirnya Kapal De Ruyter dan Java tenggelam oleh salvo laras panjang milik Jepang.
Laksamana Doorman dan awak kapalnya tengelam di Kapal De Ruyter dan tewas. Di akhir pertempuran hanya Kapal Perth dan Houston yang tersisa. Akan tetapi, kedua kapal ini mundur sampai Tanjung Priok pada 28 Februari. Kedua kapal itu telah mengalami keusakan yang berat hingga tak isa dipersenjatai kembali dan tidak bisa mengisi bahan bakar sampai penuh.
Pada tanggal 28 Februari saat berada di Selat Sunda, kedua kapal itu dihadang oleh 3 kapal penjelajah dan berberapa kapal pemburu Jepang. Mereka saling memberikan serangan walaupun Kapal Perth dan Houston kewalahan menghadapi serangan Jepang. Sampai pada waktu malam pada tanggal 1 maret 1942, Perth dan Houston tenggelam.
Akhir Pertempuran Laut Terbesar
Setelah pertempuran Laut Jawa yang melelahkan ini, dibangun sebuah monumen Karel Doorman di Ereveld Kembang Kuning di Surabaya untuk mengabadikan pengorbanan sang laksamana beserta para awaknya. Terdapat 3 lempengen logam dalam monumen itu.
Sementara itu di lempeng tengah terdapat biografi Doorman dan kata terkahirnya yaitu ‘Ik val aan,volgt mij!” yang dapat diartikan “saya menyerang, ikuti saya!”. Lempeng kanan terdapat gambar Kapal De Ruyter dengan berberapa teks bahasa belanda. Adapun lempengan kiri berisi lukisan kapal “De Zeven Provincien” yang digunakan pada perang abad ke-17.
Kesimpulan
Demikianlah pertempuran di Laut Jawa. Pertempuran laut terbesar ini tercatat menewaskan sekitar 2.300 pelaut, termasuk komandan utama mereka, Laksamana Karel Doorman. Di sisi lain tidak ada kapal Jepang yang tenggelam. Beberapa kapal hanya mengalami kerusakan kecil dan menewaskan puluhan pelaut saja.
Dengan kemenangan Jepang ini membuktikan bahwa pendaratan Jepang tidak terbendung dan mengakibatkan semakin lemahnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Perang dimanapun juga adalah bencana yang membinasakan manusia. Semoga jiwa para korban itu telah terbebas dan beristirahat dengan damai. Mereka mungkin berpesan kepada kita untuk menjaga perdamaian dunia.
Sumber :
- Pertempuran Laut Jawa – Wikipedia
- Pertempuran Laut Jawa – Historia
- Pertempuran Laut Jawa yang Menandai Tumbangnya Belanda di Indonesia – Kumparan
- Cerita ganasnya pertempuran Laut Jawa hingga tewaskan 2 ribu pelaut – Merdeka