Peninggalan sejarah Indonesia di Leiden – Seringkali kita mendengar atau membaca bahwa banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah asli Indonesia saat ini berada di Leiden.
Mengapa bisa ada di sana dan untuk apa ? Itu pertanyaan yang sering dilontarkan sebagian dari kita. Untuk mengetahuinya, simak sampai akhir artikel ini.
Leiden Kota Pendidikan, Budaya dan Sastra
Diantara dua kota besar di negeri Belanda, yaitu Amsterdam dan Den Haag, ada sebuah kota kecil yang bernama Leiden. Kota ini luasnya hanya 23,16 Km2, itu artinya hanya seperlima dari luas Kota Bogor.
Sebuah kota kecil tetapi sudah terkenal sejak ratusan tahun lalu sebagai gudangnya orang-orang sedunia untuk mencari ilmu.
Kota Leiden mempunyai beberapa perguruan tinggi. Dan yang paling terkenal di dunia adalah Universiteit Leiden (Universitas Leiden), perguruan tinggi yang berdiri sejak tahun 1575.
Kota Leiden sendiri tidak bisa dilepaskan dari universitas ini. Banyak tokoh bangsa kita yang pernah belajar di universitas ini. Diantaranya ada Achmad Soebardjo, Christian Soumokil, Alexander Maramis hingga Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Dan masih banyak lagi, apalagi pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Satu lagi yang tidak bisa lepas dari Leiden, yaitu museum. Ada 19 museum di sana, dengan berbagai kategori dan jenis benda yang disimpan.
Barang-barang yang dikoleksi lebih banyak adalah peninggalan bersejarah dari luar Kerajaan Belanda, dan Indonesia menjadi salah satu yang negara terbesar peninggalan bersejarahnya yang ada di Leiden.
Meskipun tersebar di beberapa museum di Leiden dan di beberapa daerah lain di Belanda, untuk benda-benda peninggalan bersejarah bangsa Indonesia lebih banyak yang tersimpan di Perpustakaan Leiden dan Museum Volkenkunde.
Kekayaan dan Peninggalan Sejarah Indonesia di Leiden
Sampai dengan saat ini ada ratusan ribu benda-benda bersejarah bangsa Indonesia masih tersimpan rapi di Leiden dan kota lainnya di Belanda.
Meskipun sudah ada yang dipulangkan kembali ke Indonesia tetapi yang tersimpan di sana masih lebih banyak daripada yang sudah pulang kembali ke tanah air.
Dari beberapa catatan, hingga saat ini benda-benda bersejarah bangsa Indonesia yang masih tersimpan di Leiden berupa manuskrip atau naskah-naskah kuno, pakaian adat, senjata khas suku-suku di Indonesia.
Arca dan artefak jaman kerajaan, bendera atau panji-panji kerajaan, peta, foto, buku, alat musik khas suku-suku di Indonesia, keramik, wayang, uang, perhiasan dan benda-benda lainnya.
Semuanya bercerita tentang perjalanan sejarah Nusantara dan keberadaan bangsa Indonesia sebelum merdeka. Diantara koleksi itu ada yang paling berharga bagi Perpustakaan Leiden, yaitu tersimpannya manuskrip La Galigo dan manuskrip Babad Diponegoro.
Keduanya sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya. La Galigo menceritakan mitos peradaban suku Bugis di Sulawesi Selatan.
Sedangkan Babad Diponegoro, yang ditulis oleh Pangeran Diponegoro sendiri, menceritakan perjalanan hidup Pangeran Diponegoro hingga terjadinya Perang Diponegoro.
Selain itu Perpustakaan Leiden juga masih menyimpan 26 ribuan manuskrip kuno lainnya dari seluruh penjuru Indonesia.
Bandingkan dengan manuskrip yang tersimpan di Perpustakaan Nasional yang ada di Indonesia, yang hanya menyimpan 10 ribuan manuskrip.
Belum lagi benda-benda lain yang mempunyai nilai-nilai sejarah penting Indonesia. Kekayaan bangsa yang tak ternilai namun sementara ini masih belum bisa dimiliki langsung oleh Indonesia.
Penyebab Peninggalan Sejarah Indonesia Ada di Leiden
Dari banyak catatan sejarah, benda-benda bersejarah Indonesia bisa berada Belanda khususnya di Kota Leiden karena disebabkan ;
Menguasai Budaya Untuk Menguasai Wilayah
Tanggal 27 Juni 1596, Cornelis de Houtman dengan armadanya dari Kerajaan Belanda mendarat pertama kali di Banten.
Disusul kemudian dengan armada-armada lain yang juga dari Kerajaan Belanda. Mereka yang awalnya berniat membeli rempah-rempah lambat laun semakin menguasai perdagangan di seluruh wilayah Nusantara.
Apalagi sejak 20 Maret 1602, dengan didirikannya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang bertujuan untuk memonopoli perdagangan di Nusantara.
Ketika mereka membawa hasil bumi Nusantara ke Belanda, awalnya mereka hanya membawa peta-peta Nusantara untuk dipelajari oleh Kerajaan Belanda.
Bagi mereka, dengan mempelajari peta dan kondisi-kondisinya ini mereka tentu akan bisa lebih mengembangkan dan memperluas jangkauan jajahannya.
Setelah itu mereka juga membawa manuskrip-manuskrip dan dokumen-dokumen lain yang ada di Nusantara sebagai bekal mereka untuk mempelajari bahasa dan budaya lokal di Nusantara.
Salah satu teori penjajahan adalah, kuasai dulu sejarah, bahasa dan budaya lokal maka dengan sendirinya akan bisa menguasai wilayah itu.
Hal ini lah yang menjadi spirit Belanda saat itu untuk semakin banyak membawa peninggalan-peninggalan sejarah Nusantara ke negeri kincir angin tersebut.
Perpustakaan Leiden Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan
Perpustakaan Leiden mulai beroperasi sejak tahun 1587. Sejak awal dibuka, museum itu selalu menambah koleksi-koleksinya dengan barang-barang dan khasanah ilmu pengetahuan dari banyak negara terutama dari wilayah Asia Tenggara.
Tidak hanya ilmu sains, tetapi juga tentang hukum, sosial, budaya dan agama yang ada di wilayah itu.
Dengan semakin banyaknya koleksi yang mereka kumpulkan yang bisa dijadikan untuk menambah ilmu pengetahuan, maka Kerajaan Belanda mewajibkan birokrat-birokratnya yang akan ditempatkan di Hindia Belanda mempelajari dulu tentang Nusantara.
Pengenalan budaya dan sejarah Nusantara ini dinilai sangat penting bagi mereka. Hal ini lah yang menjadikan Leiden sebagai pusat pendidikan bagi pegawai-pegawai kolonial Belanda.
Kota Leiden yang identik dengan kota dan pusat pendidikan budaya dan sastra membuat kota ini berupaya untuk lebih memperkaya koleksi bersejarah budaya lokal saat itu.
Kesimpulan
Kerajaan Belanda berpandangan bahwa dengan menguasai budaya lokal maka mereka akan dapat dengan mudah menguasai Hindia Belanda secara penuh.
Karena Nusantara adalah wilayah jajahan mereka, maka banyak peninggalan sejarah bangsa Indonasia yang dibawa ke Leiden dengan berbagai cara. Bisa dengan cara merampas, membeli atau barter dan juga sebagai hadiah dari kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Untuk menambah wawasan kita tentang negara kita tercinta, selalu update informasi menarik di Bicara. Fakta dan informasi yang seru akan selalu tersajikan.
–anp–
Sumber :
- Perpustakaan Leiden, Jendela Indonesia Di Belanda – Tirto
- 7 Hal Menarik Tentang Indonesia di Kota Leiden, Belanda – Good News From Indonesia
- Belanda Masih Menyita Banyak Artefak Asli Kebudayaan Indonesia – Jurnal Trip Pikiran Rakyat
- Indonesia-Belanda: Ratusan ribu benda bersejarah Indonesia dimiliki Belanda, akankah segera dikembalikan? – BBC News Indonesia