Komodo hanya ada di Indonesia

Wajib tahu, mengapa komodo hanya ada di Indonesia. Sebagai anak negeri memang sudah seharusnya tahu tentang hal itu. Tetapi tidak jarang diantara kita ada yang belum tahu penyebabnya. Di artikel ini kamu akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu.

Cukup baca sampai tuntas, maka wawasanmu pasti akan bertambah yang terkait dengan kehidupan komodo.

Komodo hanya di Indonesia

Komodo Hewan Purba

Binatang karnivora ini merupakan salah satu hewan purba yang masih tersisa di jaman sekarang. Dengan segala keunikannya, keberadaan komodo sudah dilalui melalui perjuangan hidupnya yang panjang.  

Komodo Hewan Peninggalan Sejarah

Biawak Komodo, yang dalam bahasa Latin diberi nama Varanus komodoensis, diduga sudah ada di Asia kurang lebih 40 juta tahun silam. Saat itu Asia masih berupa daratan yang menyatu dengan Australia.

Pada masanya itu komodo bermigrasi ke Asia Tenggara dan berkembang biak di sana. Meskipun antara Asia dengan Australia menyatu pada puluhan juta tahun lalu, dua benua ini sebenarnya adalah dua lempeng bumi yang berbeda.

Sekitar 4 juta tahun lalu komodo mengalami evolusi di daratan antara Timor dan Australia. Keberadaan komodo di daratan Australia ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil komodo di Queensland, Australia.

Komodo Di Indonesia

Bentuk permukaan daratan Asia dan Australia berubah drastis sejak adanya jaman es. Peristiwa yang menenggelamkan banyak daratan yang ada di dunia. Asia dan Australia akhirnya terpisahkan oleh lautan puluhan ribu tahun lalu.

Terpisahnya daratan ini membuat populasi komodo hanya tersisa di Kepulauan Sunda Kecil, utamanya di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.

 Komodo tahun 1926
Dokumentasi Komodo Di Tahun 1926

Penelitian terhadap komodo dilakukan sudah sejak lama, yaitu :

  • Tahun 1910, didokumentasikan dalam bentuk foto untuk pertama kalinya oleh orang Eropa.
  • Tahun 1912, Pieter Antonie Ouwens orang berkebangsaan Belanda yang menjadi direktur Museum Zoologi di Bogor (dahulu bernama Buitenzorg), menerima foto-foto dan contoh kulit binatang agresif ini. Atas dasar itu dia menyusun dan menerbitkan jurnal tentang komodo. Sejak itu komodo menjadi berita di dunia.
  • Tahun 1926,  W. Douglas Burden melakukan ekpedisi pertama kali di Pulau Komodo. Di lah orang yang pertama kali menyebut komodo dengan “Komodo Dragon”. Dia meneliti komodo secara langsung dengan mengambil 2 ekor ke tempat penelitiannya. Kedua ekor komodo itu lalu diawetkan dan sekarang masih tersimpan di Museum Sejarah Alam Amerika di New Yok.
Komodo di Museum Sejarah Alam Amerika
Komodo yang diawetkan dari hasil ekspedisi tahun 1926,
dan sekarang masih tersimpan
di Museum Sejarah Alam Amerika di New Yok
  • Tahun 1969, Walter Auffenberg dan Putra Sastrawan melakukan penelitian jangka panjang di Pulau Komodo selama 11 bulan. Ekspedisi yang lama ini menjadikan hasil penelitiannya sebagai dasar dari penangkaran komodo di masa sekarang.

Komodo saat ini hanya bisa ditemukan di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Dasami / Nusa Kode, Pulau Gili Motang dan sebagian kecil di Pulau Padar.

Ada satu pulau lagi yang dulu pernah didiami komodo namun sekarang sudah punah, yaitu di Pulau Flores. Semua pulau itu masuk dalam jajaran Kepulauan Sunda Kecil.

Penyebab Komodo Hanya Ada Di Indonesia

Reptil raksasa yang panjangnya bisa mencapai tiga meter ini hanya bisa ditemukan di Indonesia. Kalaupun ada di beberapa negara lain, komodo hanya ditempatkan di kebun binatang atau tempat sejenisnya dan tidak hidup di alam bebas.

Komodo itupun juga berasal dari Indonesia. Para ilmuwan dibuat penasaran karena pola berkembang biaknya yang tidak sampai ke luar dari Kepulauan Sunda Kecil itu.

Peta Populasi Komodo
Peta Populasi Komodo

Kalau dilihat dari pola kehidupan dan bentuk fisiknya, komodo ini sebenarnya juga bisa berenang. Jadi sebenarnya sangat mungkin bagi dia untuk berpindah tempat ke pulau-pulau terdekat lainnya.

Tapi ternyata komodo tidak melakukannya. Maka tak heran bila komodo ini hanya ditemukan di lima pulau di Indonesia.

Hasil Penelitian Mengapa Komodo Hanya Di Indonesia

Keberadaan komodo hanya di Indonesia ini menjadi pertanyaan banyak pihak. Faktor sejarah evolusi komodo di masa ratusan ribu hingga jutaan tahun lalu memang sebagai penyebab awalnya.

Tetapi dalam perekembangannya, mereka masih tetap hidup berkoloni di Kepulauan Sunda Kecil itu. Dari hal ini lah maka beberapa tahun lalu seorang profesor ekologi dari Deakins University Australia yang bernama Tim Jessop melakukan penelitian tentang hal ini.

Jessop dan teamnya melakukan penelitian selama sepuluh tahun di Pulau Komodo dan pulau-pulau sekitarnya. Ini penyebab komodo hanya ada di Indonesia sebagai bagian dari hasil penelitiannya ;

1. Komodo punya kebiasaan malas pergi jauh

Secara fisik dan kemampuan, sebenarnya komodo bisa untuk menjelajah daerah lain seperti hewan-hewan predator lainnya. Tetapi dia rupanya lebih nyaman untuk tinggal dan mencari makan di tempat yang sudah jadi wilayah kekuasannya saja.

2. Sulit membaur dengan kelompok komodo lainnya

Diperlukan waktu tahunan bagi dia untuk beradaptasi dengan kelompok barunya. Dengan sulitnya berbaur membuat komodo enggan untuk meninggalkan daerah asalnya.

Komodo Dragons

Dari penelitian ini maka tidak heran apabila populasinya semakin tahun semakin menurun. Peradaban manusia yang mulai “mengganggu’’ kehidupannya memang menjadi salah satu faktor penurunan ini.

Namun ada hal lain lagi yang menjadi penyebabnya, yaitu karena komodo tidak mau berpindah tempat maka komodo yang lebih kuat akan memakan hewan sejenisnya yang lebih lemah. Hal ini juga yang membuat populasinya menurun.

Upaya Pelestarian Komodo

Data terakhir tahun 2018, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) yang bekerja sama dengan Komodo Survival Project, menunjukkan bahwa populasi komodo ada peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Oh iya, untuk kalian ketahui, Komodo Survival Project adalah lembaga yang didukung organisasi pecinta satwa dari luar negeri.

Tahun 2016 tercatat ada 1.186 ekor, lalu tahun 2017 tercatat ada 1.142 ekor, dan untuk tahun 2018 ada 2.897 komodo yang tercatat. Jumlah itu tersebar di Pulau Rinca 1.049 ekor, Pulau Komodo 1.727 ekor, Pulau Nusa Kode 57 ekor, Pulau Gili Motang 58 ekor, dan Pulau Padar 6 ekor.

Taman Nasional Komodo

Pada tahun 1980 Pemerintah Republik Indonesia mendirikan Taman Nasional Komodo. Tujuan utamanya adalah melindungi habitat dan populasi hewan yang mulai langka ini.

Di dalam taman seluas 603 km2 untuk daratan ini terdapat setidaknya 25 spesies binatang yang dilindungi, termasuk komodo. Itu belum termasuk lautan seluas 1.217 km2 yang juga menjadi bagian dari Taman Nasional Komodo.

Apresiasi Dunia

Keseriusan pelestarian komodo ini mendapatkan apresiasi dunia. Pada tahun 1991, UNESCO menambahkan Taman Nasional Komodo sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.

Tidak hanya itu, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) atau biasa disebut dengan World Conservation Union (WCU), memasukkan komodo sebagai jenis binatang yang rentan terhadap kepunahan.

Lembaga konservasi sumber daya alam internasional ini juga turut ambil bagian dalam upaya pelestarian komodo.

Taman Nasional Komodo
Komodo di Taman Nasional Komodo

Kesimpulan

Kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia patut bangga dengan kekayaan alamnya, termasuk diantaranya adalah keberadaan komodo. Hewan purba ini patut dilindungi dan dilestarikan agar tidak punah.

Karena bagaimana pun juga anak cucu kita nanti berhak untuk melihat komodo tetap berada di wilayah Indonesia.

Keunikan komodo dalam mempertahankan hidup dirinya sendiri harus bisa dimanfaatkan untuk lebih mengembangkan populasinya. Oleh karena itu penangkaran predator ini mutlak dilakukan dan harus didukung semua pihak.

Di Bicara Indonesia kamu juga bisa melihat keaneka ragaman budaya, flora, fauna dan fenomena alam lain. Tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga hal serupa di belahan dunia yang lain. Jadi, simak terus artikel-artikel lainnya di Bicara Indonesia. –anp–  

Sumber :

  • Komodo – Wikipedia
  • Taman Nasional Komodo – Wikipedia
  • Komodo National Park – WHO UNESCO
  • Komodo di Indonesia – National Geographic