Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) sekarang menjadi ikon baru bagi Bali sebagai tempat tujuan wisata. Mungkin bukan hanya Bali saja, tetapi juga menjadi salah satu ikon bagi Indonesia di mata dunia. Karena Bali adalah salah satu pintu masuk bagi wisatawan dunia.
GWK terletak di bukit Ungasan, di daerah Kuta yang berjarak 40 kilometer arah selatan Kota Denpasar. Patung Garuda Wisnu Kencana ini akan menyambut setiap wisatawan yang akan mendarat di Pulau Bali.
Apa saja yang menarik dari Patung Garuda Wisnu Kencana ? Kisah menarik apa yang tersimpan dalam kemegahan patung yang satu ini? Simak ulasannya.
Filosofi Patung Garuda Wisnu Kencana
Ada dua unsur pada patung ini yaitu Dewa Wisnu dan burung garuda. Dewa Wisnu bagi umat Hindu adalah sebagai lambang dari kehidupan yang juga sebagai pelindung kehidupan itu sendiri.
Dewa Wisnu yang di gendong oleh Burung Garuda ini terinspirasi cerita mitologi. Dalam kisahnya, burung Garuda meminta tolong kepada Dewa Wisnu untuk membebaskan ibunya dari perbudakan.
Menurut sang pembuat patung, garuda bisa di analogikan sebagai manusia yang harus bertanggung jawab kepada kehidupan.
Dengan berkepala garuda dan berbadan seperti manusia yang gagah, menyimbolkan bahwa manusia harus dengan gagah berani dan harus bertanggung jawab pada janji-janjinya.
Janji kepada Yang Maha Kuasa untuk menjaga lingkungan yang telah di anugerahkan-NYA dengan luar biasa. Dan hal yang menarik dari Patung Garuda Wisnu Kencana ini adalah sebagai berikut.
1. Maha Karya Maestro Patung Indonesia
Patung GWK adalah karya dari I Nyoman Nuarta, seorang pematung asal Bali dan tinggal di Bandung. Beliau telah membangun NuArt Sculpture Park, sebuah taman patung seluas tiga hektar di Bandung. Berbagai bentuk dan ukuran patung ada di sana.
Selain Patung GWK, banyak karya monumental bangsa yang sudah di ukir oleh Nyoman Nuarta, yaitu :
- Monumen Proklamasi Indonesia atau Tugu Proklamasi di Jakarta pada tahun 1980. Patung Bung Karno setinggi 4,6 meter dan patung Bung Hatta setinggi 4,3 meter. Patung tersebut terbuat dari perunggu dengan bobot masing-masing 1,2 ton.
- Di Jakarta terdapat Patung Arjuna Wijaya, yang di buat pada tahun 1987.
- Patung Karapan Sapi di Surabaya pada tahun 1990
- Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya pada tahun 1993. Patung perwira TNI Angkatan Laut ini memiliki tinggi 30,6 meter.
Ada sekitar 300-an patung hasil karyanya, dan sebagian adalah patung-patung yang menjadi ikon kota di beberapa daerah di Indonesia.
2. Patung Terbesar Di Dunia
Dari catatan dan data, berikut ini prestasi patung GWK di mata dunia :
- Patung yang terbuat dari tembaga terbesar di dunia.
- Besarnya patung GKW adalah sembilan kali lebih besar daripada patung Liberty di Amerika Serikat.
- Apabila tidak termasuk tinggi pedestalnya, pada tahun 2020 ini patung GWK adalah sebagai ; patung Dewa Hindu tertinggi di dunia, patung ke-17 tertinggi di dunia, patung ke-15 tertinggi di Asia, patung ke-4 tertinggi di Asia Tenggara, dan patung tertinggi di Indonesia.
3. Melewati Masa Pemerintahan Enam Presiden
Lintasan sejarah proses pembuatan patung GWK tidak lah mudah. Perjalanan pembuatan patung ini harus melalui banyak hal. Seperti yang bisa dgambarkan seperti berikut ini :
- Tahun 1989-1990, Ida Bagus Oka sebagai Gubernur Bali menginginkan adanya patung garuda setinggi 5 meter di bandara I Gusti Ngurah Rai. Keinginan Gubernur Bali ini, di sampaikan kepada Menteri Pariwisata, yaitu Joop Ave, yang kemudian menunjuk I Nuoman Nuarta untuk merancang patung tersebut. Namun Nuarta memberi masukan agar sekalian saja membuat patung yang lebih besar dan tinggi agar bisa sebagai ikonnya Bali. Maka jadilah desain awal GWK dengan ketinggian 150 meter, lebih tinggi daripada yang ada sekarang.
- Tahun 1993, perencanaan ini mendapatkan persetujuan dari Presiden Soeharto. Baru setelah itu di mulai lah pekerjaan besar tersebut. Pembangunan ini mendapat nilai anggaran saat itu mencapai 25-30 milyar.
- Pada 8 Juni 1997, di lakukan peletakan batu pertama sebagai penanda di mulainya proses pembuatan patung.
- Tahun 1998, Indonesia dan banyak negara di dunia terkena badai krisis finansial global. proyek ini di berhentikan untuk sementara karena adanya masalah pendanaan.
- Selama era 2000-an, proyek di lanjutkan kembali tapi dengan progres yang sangat lambat. Penyebabnya, kembali lagi masalah pendanaan.
- Tahun 2012, masalah pendanaan terselesaikan di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun niatan untuk memberikan status kepemilikan kepada negara masih terhambat.
- Tahun 2013, pekerjaan konstruksi akhirnya bisa mulai di percepat di bulan Agustus setelah status kepemilikan di ambil alih swasta secara penuh.
- 22 September 2018, Presiden Joko Widodo meresmikan patung GWK dan menandai berakhirnya pekerjaan Maha Karya ini.
Dari suatu ide hingga terwujudnya ide itu memerlukan waktu 28 tahun. Dari awal pekerjaan hingga penuntasan pekerjaan memerlukan waktu 21 tahun.
Sehingga selama berproses, GWK telah melewati enam Presiden yang berbeda. Selain itu GWK juga harus menghadapi dua kali krisis keuangan di tahun 1998 dan 2008.
4. Konstruksi Patung GWK Yang Mengagumkan
Secara konstruksi patung GWK dan pedestalnya, berikut ini data yang bisa direkam selama proses pembuatannya :
- Tinggi patung GWK mencapai 75 meter, tinggi pedestal mencapai 46 meter. Sehingga tinggi keseluruhan adalah 121 meter. Lebar bentangan sayap mencapai 64 meter
- Ketebalan pondasi pedestal patung mencapai 2,2 meter.
- Patung ini di desain agar mampu menahan beban sebesar 3.000 ton.
- Kulit patung ini terbuat dari campuran material. Seperti tembaga dan kuningan yang kemudian di beri lapisan zat asam patina. Penggabungan tembaga menggunakan teknik cor las.
- Bahan material dasar yang di gunakan patung ini adalah bahan impor dari luar negeri. Tembaga dari Jepang, China dan Amerika Latin. Kuningan dari Jerman dan stainless steel dari India dan Italia.
- Ada 24 segmen yang di bentuk dalam 754 modul tembaga. Setiap modulnya berukuran kurang lebih 4×3 meter.
- Bobot total tembaga satu ton dan ribuan kilogram untuk kuningan
- Konstruksi di dukung 21.000 batang baja. Bobot total 2.000 ton, bobot patung tembaga ada 1.000 ton, dan jumlah baut ada 170.000 buah
- Patung di desain dengan daya tahan sampai dengan 100 tahun kedepan, tahan terhadap kekuatan angin hingga 200 km/jam, termasuk tahan terhadap gempa sampai kekuatan magnitudo 8 SR. Pengetesan di Australia dan Kanada juga di lakukan untuk tes ketahanan terhadap angin.
- Ketinggian patung GWK dan pedestalnya setara dengan gedung berlantai 30. Pengunjung hanya bisa naik sampai di lantai 23, yang setara dengan bahu Dewa Wisnu pada patung GWK. Pengunjung tidak boleh naik lebih tinggi dari batas tersebut. Karena bagian leher hingga kepala patung dewa wisnu tidak boleh di injak menurut kepercayaan masyarakat setempat.
5. Dikerjakan Di Dua Tempat Berjauhan
Hal menarik lainnya adalah, Pembuatan patung melibatkan 120 seniman patung, 400 pekerja di Bandung dan 600 pekerja di Bali. Untuk tenaga administrasi ada 300 orang untuk membantu selama pekerjaan berlangsung
Pengiriman modul-modul tembaga dari Bandung ke Bali menggunakan 8-12 truk dalam satu minggu.
6. Replika Patung GWK Jadi Tujuan Wisata
Di dalam area GWK Cultural Park ada dua patung selain patung GWK itu sendiri. Ada potongan setengah badan dan kepala patung Dewa Wisnu, dan ada potongan leher dan kepala burung garuda. Posisi kedua patung ini terpisah tempatnya.
Pembuatan dua patung ini dilakukan sebelum patung GWK yang utuh didirikan. Tujuan awalnya adalah menjadikan dua patung ini sebagai replika dari patung GWK. Replika perlu di buat karena saat awal proses pembangunan patung GWK,
Nuarta mendapat banyak tekanan dari banyak pihak. Intinya, banyak yang mempertanyakan bentuk patung yang akan di buat. Dua patung replika dibuat dengan bentuk dan ukuran yang sama persis dengan patung GWK nantinya.
Dengan adanya replika ini, harapannya semua orang bisa memperoleh gambaran seperti apa dan seberapa besar patung GWK yang akan didirikan nantinya.
Ketika patung GWK akan didirikan dan kedua patung ini akan dipindahkan ke struktur aslinya, banyak pihak yang memprotesnya. Mereka menilai kalau kedua patung ini dipindah maka titik kunjungan wisata akan berkurang.
Dari penyebab itulah kedua patung tetap dibiarkan pada posisinya (yang awalnya hanya sementara), sehingga patung GWK dibuatkan baru untuk bagian kepala Dewa Wisnu dan burung garudanya.
7. Pendanaan Konstruksi Dan Pengelolaan Oleh Swasta
Patung GWK ini awalnya akan didanai oleh sebuah yayasan yang di dalamnya ada peran mayoritas dari I Nyoman Nuarta. Melihat potensinya, Presiden Soeharto mengalokasikan dana 25 milyar sebagai pinjaman negara kepada Nuarta.
Di tahun 2013 Nuarta melepas semua sahamnya di GWK dan dibeli semuanya oleh sebuah perusahaan properti. Semua ini dilakukan Nuarta agar pekerjaan patung GWK dapat segera terselesaikan.
Akhirnya Nuarta bukan lagi berstatus sebagai pemilik saham namun berstatus sebagai “pekerja” yang menyelesaikan patung GWK.
Hingga saat ini pengelolaan GWK Cultural Park, termasuk patung GWK menjadi milik pihak swasta. Dengan demikian pengelolaannya juga menjadi hak swasta tersebut.
Kesimpulan
Patung GWK lahir dari semangat untuk membuat ikon baru dan membuka peluang usaha dalam bidang pariwisata. Dinamika yang terjadi selama proses panjangnya menjadikan patung GWK mempunyai nilai lebih sebagai daya tarik wisata.
Patung GWK juga sebagai inspirasi bagi kita semua bahwa semua hasil yang besar selalu diawali dengan mimpi yang besar pula. Di Bicara Indonesia kamu juga bisa melihat keaneka ragaman budaya, flora, fauna dan fenomena alam lain.
Tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga hal serupa di belahan dunia yang lain. Jadi, simak terus artikel-artikel lainnya di Bicara Indonesia. –anp–
Sumber :
- Patung Garuda Wisnu Kencana – Wikipedia
- I Nyoman Nuarta – Wikipedia
- GWK Cultural Park – GWK Bali
- Kisah Lengkap Pembuatan Garuda Wisnu Kencana – Youtube CNN Indonesia