Sejarah bendera Merah Putih merupakan bagian dari sebuah perjalanan panjang bangsa Indonesia. Bendera yang lahir dari warisan pendahulu negeri ini, bahkan berabad-abad sebelum kemerdekaan.
Mau tahu sejarah bendera Merah Putih ? Apa saja cerita di balik bendera kebanggaan bangsa ini ? Simak terus sampai akhir tulisan ini.
Berawal Dari Masa Kerajaan
Merah Putih yang merupakan identitas Bangsa Indonesia ternyata sudah mulai di sebut dan muncul di abad mula-mula hingga jaman kerajaan. Tentu saat itu tidak ada yang menyangka bahwa Merah Putih akan menjadi kebanggaan bangsa.
Rumpun Bangsa Austronesia
Menurut beberapa pendapat yang menggeluti dan menelusuri sejarah, Merah Putih sebenarnya sudah di sebut sejak abad mula-mula. Kurang lebih abad ke-4.
Bangsa-bangsa dalam satu rumpun Autronesia menyebut dalam mitologinya bahwa saat itu mereka meyakini keberadaan Bunda Bumi dan Bapak Langit. Bunda Bumi di lambangkan dengan warna merah, dan Bapak Langit di lambangkan dengan warna putih.
Bangsa dalam rumpun Austronesia ini membentang dari Madagaskar di ujung barat sampai ke Pulau Paskah (Samudra Atlantik) di ujung timur, dan dari Hawaii dan Taiwan di ujung utara sampai ke Selandia Baru di ujung selatan.
Kalau merujuk dari hal ini dan kita hubungkan dengan saat ini, memang negara-negara dalam wilayah ini seperti ada kemiripan.
Salah satunya dari warna bendera dan lambang negaranya. Hampir semua negara-negara tersebut mengandung unsur warna merah dan putih. Sebut saja Tahiti, Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina sampai Madagaskar.
Kerajaan-Kerajaan Bagian Dari Sejarah Bendera Merah Putih
Pada masa abad pertengahan, di mana terdapat kerajaan-kerajaan besar yang berpengaruh di Nusantara, telah mencatat peristiwa-peristiwa munculnya bendera warna merah dan putih.
- Sekitar tahun 1292-1294 Kerajaan Singhasari berperang mempertahan diri dari serangan Jayakatwang.
- Pada saat peperangan ini dari kubu Jayakatwang muncul bendera warna merah dan putih. Bendera ini terus berkibar selama terjadi peperangan. Jayakatwang inilah yang kelak membangun berdirinya kembali Kerajaan Kediri, meskipun tidak berumur lama. Kisah peperangan dan kemunculan bendera berwarna merah dan putih ini tertulis dengan jelas di Kitab Pararaton.
- Ada dugaan, Jayakatwang menggunakan bendera merah dan putih ini karena melihat penggunaannya di Kerajaan Kediri tahun 1042-1222.
- Kerajaan Majapahit (1293-1478) dalam setiap peperangan selalu menggunakan panji-panjinya. Warna merah dan putih yang di pakai dalam panji-panji itu. Perkembangan berikutnya Majapahit menggunakan bendera yang bergaris-garis warna merah dan putih sebagai benderanya.
Saat ini bendera ini di pakai TNI Angkatan Laut di kapal-kapal perang atau di dermaga. Penggunaannya di tentukan hanya bila terjadi perang saja.
- Kerajaan Aceh Darussalam (1496–1903), terutama dalam perang Aceh melawan Belanda tahun 1873-1904, selalu menggunakan bendera warna merah bergambar pedang warna putih.
- Pada jaman Kerajaan Bugis Bone, terutama sebelum tahun 1672, merah putih di pakai sebagai bendera yang menggambarkan suatu kekuasaan dan kebesaran Kerajaan Bone.
- Kerajaan Badung pada tahun 1788 sudah menggunakan bendera warna merah, putih dan hitam ketika berperang melawan Belanda. Panji-panji lainnya juga berwarna merah dan putih. Besar kemungkinan warna ini juga pengaruh dari Majapahit.
- Dalam Perang Jawa (1825-1830) melawan Belanda selalu ada panji-panji warna merah dan putih dari kubu Pangeran Diponegoro.
- Sisingamangaraja XII (1876–1907) dalam peperangan melawan penjajah Belanda selalu membawa bendera warna merah dan putih yang bergambar dua pedang. Pedang itu merupakan pusaka raja-raja Sisingamangaraja I – XII.
Sejarah Bendera Merah Putih Di Jaman Pergerakan
Pergerakan rakyat di Nusantara untuk melawan penjajahan Belanda semakin meningkat. Memasuki era tahun 1900-an, pergerakan di dominasi oleh para pemuda. Semangat nasionalisme pemuda saat itu di ilhami dari semangat juga jaman kerajaan-kerajaan terdahulu.
Jiwa Merah Putih Para Pemuda Nusantara
Dari semangat juang itulah maka tidak heran kalau para pemuda tersebut menunjukkan dan menumbuhkan jiwa nasionalis tadi dengan memakai lambang bendera Merah-Putih. Rentetan sejarah mencatat,
- Organisasi hasil pembentukan para pelajar Nusantara (Uni-Indonesia) di Belanda mulai mengibarkan bendera Merah-Putih dengan kepala banteng di tengah. Itu terjadi pada tahun 1922.
- Partai Nasionalis Indonesia (PNI) juga mengibarkan bendera Merah Putih, tepatnya pada 4 Juli 1927, saat di dirikannya partai tersebut. Tetapi dalam bendera Merah Putih tersebut ada gambar kepala banteng di tengah-tengahnya.
- Saat Kongres Pemuda II pada 28 Otober 1928, bendera Merah-Putih untuk pertama kalinya di kibarkan. Saat dimana Sumpah Pemuda di kumandangkan ke segala penjuru Nusantara.
- Melihat pergerakan pemuda semakin aktif melawan penjajah maka Belanda melarang penggunaan dan pengibaran Merah-Putih dalam kesempatan apapun.
Namun para pemuda masih menggunakan Merah-Putih sebagai simbol kemerdekaan yang di inginkan rakyat saat itu.
Sang Saka Merah Putih Bersiap-Siap Berkibar
Sejarah bendera Merah Putih mencatat momen-momen penting lahirnya Sang Saka Merah Putih sebelum kemerdekaan.
- Tanggal 12 September 1944, Soekarno memimpin suatu sidang sebagai tindak lanjut dari pengumuman Perdana Menteri Koiso pada 7 September 1944. Pengumuman itu menyatakan janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia “kelak di kemudian hari.”
Dalam sidang tersebut di bahas tentang pengaturan dan penggunaan bendera dan lagu kebangsaan yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia. Maka di bentuklah kepanitiaan yang bertugas untuk meneliti bendera dan lagu kebangsaan yang akan di pakai bila Indonesia merdeka.
Kepanitiaan itu di pimpin oleh Ki Hajar Dewantara. Dari hasil penelitian itu pula lalu di tetapkan bahwa bendera Indonesia nantinya adalah berwarna Merah Putih, dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter.
Disepakati pula, bahwa makna dari Merah adalah berani dan Putih adalah suci atau benar. Sehingga makna dari bendera Merah Putih adalah “berani karena kebenaran”.
- Asal usul bendera Sang Saka Merah Putih memang baru-baru ini muncul dalam dua versi, yaitu ;
- Soekarno meminta pada Kepala Sendenbu (Barisan Propaganda Jepang), Hitoshi Shimizu untuk menyiapkan kain yang akan di gunakan untuk bendera. Lalu ditugaskan lah Chaerul Basri untuk mengambil kain di salah satu gudang di Jalan Pintu Air untuk kemudian di antarkan ke Jl. Pegangsaan 56, Jakarta. Di rumah itu, Ibu Fatmawati, istri Soekarno menjahit kain merah dan putih supaya bisa menjadi bendera. Itu terjadi pada bulan Oktober 1944.
- Seorang pejuang bernama Lukas Kustaryo memberikan kain kepada Ibu Fatmawati. Kain merah di dapatnya dari kain tenda sebuah warung soto, sedangkan kain putih dari sprei. Oleh Ibu Fatmawati kedua kain itu di jahit dengan tangan.
- Soekarno meminta pada Kepala Sendenbu (Barisan Propaganda Jepang), Hitoshi Shimizu untuk menyiapkan kain yang akan di gunakan untuk bendera. Lalu ditugaskan lah Chaerul Basri untuk mengambil kain di salah satu gudang di Jalan Pintu Air untuk kemudian di antarkan ke Jl. Pegangsaan 56, Jakarta. Di rumah itu, Ibu Fatmawati, istri Soekarno menjahit kain merah dan putih supaya bisa menjadi bendera. Itu terjadi pada bulan Oktober 1944.
Terlepas dari mana asalnya kain itu, yang jelas bendera itu di jahit sendiri oleh Ibu Fatmawati pada Oktober 1944, lalu di simpannya.
Kibaran Merah Putih Dalam Kemerdekaan
Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di proklamirkan. Pada saat itu di lakukan juga pengibaran bendera Merah Putih. Petugas pengibar bendera saat itu adalah Latif Hendraningrat, S.K. Trimurti dan Suhud.
Saat itu bendera hasil jahitan Ibu Fatmawati hampir satu tahun sebelumnya itu dikibarkan pada tiang bambu di halaman depan rumah di Jl. Pegangsaan 56, Jakarta. Setelah proklamasi, ternyata kemerdekaan Bangsa Indonesia masih penuh tantangan.
Belanda dengan berbagai cara berusaha menguasai kembali Indonesia. Bahkan melancarkan dua kali Agresi Militer. Pada masa pergolakan di awal kemerdekaan itu, banyak kisah sejarah yang harus dilalui Sang Saka Merah Putih.
Mulai dari dipisahkannya Sang Saka Merah Putih antara kain warna merah dan kain warna putih, lalu dipindahkannya Sang Saka Merah Putih ke Yogyakarta dan kemudian dikembalikan lagi ke Jakarta.
Semua harus dilalui dengan penuh perjuangan. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan dan bendera kenegaraan telah diatur dalam :
Kesimpulan
Apabila melihat sejarah bendera Merah Putih yang begitu panjang dan penuh dengan semangat patriotik dan nasionalis, sudah sepatutnya kita dapat memaknai lebih dalam arti dari Merah Putih.
Cucuran keringat dan darah para pejuang untuk mempertahankan tetap tegaknya bendera Merah Putih berkibar di tanah air harus kita pertahankan, demi cita-cita luhur Bangsa Indonesia.
Masih banyak kisah sejarah dan cerita inspiratif lain di Bicara Indonesia yang bisa kamu baca. Jangan sampai terlewatkan, karena kecintaan kita terhadap bangsa ini bisa dimulai dari pengetahuan kita tentang sejarah bangsa. –anp–
Sumber :
- Bendera Indonesia | Bendera Pusaka | Sang Saka Merah Putih | Daftar bendera dwiwarna merah-putih – Wikipedia
- Tinjauan Sejarah Dari Masa Kerajaan Majapahit – Journal of History Education, Melinda Rahmawati
- Meluruskan Sejarah Bendera Pusaka – Historia