Galaksi Kita Punya Sabuk

Teman teman, kalain tahukan kalo Bumi kita tercinta ini tinggal di dalam tata surya? dan tata surya kita ini ada di dalam lingkup sebuah galaksi, yaitu galaksi Bimasakti. Nah, kalian tahu nggak kalo ada hal menakjubkan dari Galaksi kita? Ternyata Galaksi kita Punya Sabuk loh!. Wah, sabuk seperti apasih maksudnya? Apa mungkin Galaksi Kita Punya Sabuk? Penasaran? Cari jawabannya di bawah ini yuk!.

Sabuk Asteroid

Kalau kalian melihat susunan tata surya kita, ada 8 planet yang mengelilingi Matahari. Nah, uniknya ada “sabuk” di antara Mars dan Jupiter yang memisahkan mereka. Sabuk asteroid adalah serpihan batu-batu asteroid di luar angkasa yang membentuk lintasan. Sama seperti namanya, sabuk asteroid tersusun atas batu-batuan asteroid dengan berbagai ukuran yang mengambang di luar angkasa.

Lebar sabuk asteroid ini sebesar 2 sampai 3 kali jarak Matahari ke Bumi dan membentang sejauh 140 miliar mil jauhnya.

Isi Sabuk Asteroid

Bebatuan asteroid yang membentuk sabuk disebut juga sebagai planet kerdil. Meskipun kerdil, jangan bayangkan ukuran seperti kerikil yang ada di Bumi, ya. Batuan terkecil di sabuk asteroid berdiameter 400 km lho! Sementara yang paling besar diameter-nya bisa mencapai 950 kilometer.

Apa Sabuk Asteroid Berbahaya?

Pada zaman dulu, para ilmuwan berpendapat bahwa sabuk asteroid sangat berbahaya. Pesawat luar angkasa tidak bisa melewatinya karena dikhawatirkan akan terhantam batu. Ternyata, jarak antara batu di sabuk asteroid ini sangat jauh, lho. Jadi kalau ada pesawat ruang angkasa yang melintas, ia tidak akan bertabrakan dengan asteroid. Obyek pertama yang berhasil melewati sabuk asteroid adalah Pioneer 10 milik NASA.

Sabuk asteroid juga punya fungsi unik lain, yaitu sebagai pemisah planet kecil dengan planet besar. kalau kamu amati, planet yang ada di dalam lintasan sabuk asteroid yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars adalah planet yang ukurannya kecil. Sementara planet yang ada di luar sabuk asteroid yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus tergolong planet raksasa berukuran besar.

Bagaimana Sabuk Asteroid Bisa Terbentuk

Planet terbentuk dari kumpulan berbagai komponen yaitu bebatuan dan gas yang berkumpul menjadi satu, semakin membesar, dan memadat. Sebenarnya, jika batu-batu pada sabuk asteroid ini bisa berkumpul dan memadat, maka ia akan menjadi sebuah planet sama seperti anggota tata surya lainnya.

Tapi, mengapa sabuk asteroid tidak bisa membentuk planet?

Lokasi sabuk asteroid ada di antara Mars dan Jupiter. Jupiter adalah planet terbesar yang ukurannya ratusan kali lipat lebih besar dari Bumi. Karena ukurannya yang besar, Jupiter punya gaya gravitas yang sangat kuat. Gaya gravitasi Jupiter mengganggu batu-batu yang ada di sekelilingnya hingga mereka selalu berserakan dan gagal bersatu untuk membentuk planet. Wah, nakal juga ya Jupiter ini.

Siapa Penemu Sabuk Asteroid?

Sebagai fenomena luar angkasa yang menkajubkan, beberapa ilmuwan berkontribusi dalam penemuan sabuk asteroid ini. Siapa saja ya?

Johannes Kepler

Pada tahun 1596, seorang astronom Jerman bernama Johannes Kepler menuliskan “Aku meletakkan sebuah planet antara Mars dan Jupiter” dalam bukunya yang berjudul Mysterium Cosmographicum. Kepler menemukan bahwa ada jarak yang terlalu lebar dan tidak wajar yang memisahkan kedua planet tersebut. Ini dianggap sebagai penemuan awal sabuk asteroid.

Johann Daniel Titius

Satu lagi astronom Jerman yang ikut andil dalam penemuan sabuk asteroid. Dalam terjemahan buku Contemplation de la Nature karya Charles Bonnet pada 1766, Titius menemukan kejanggalan dalam rumus perhitungan orbit. Jarak setiap planet dari Matahari dihitung dengan 3 angka.

Ia menemukan jarak yang terlalu lebar antara Mars dengan Jupiter. Titius kemudian mengklaim “Apakah Sang Pencipta akan membiarkan ruang tersebut kosong? Tentu saja tidak.”

William Herschel

Awalnya, sabuk asteroid memang diyakini sebagai planet karena orbitnya yang sangat besar. Para ilmuwan berpendapat bahwa tidak mungkin ada ruang kosong sebesar itu antara dua planet. Keyakinan ini semakin menguat ketika William Herschel menemukan planet Uranus pada tahun 1781.

Rumus perhitungan orbit yang dikemukakan oleh Titius terbukti benar, hingga para astronom menyimpulkan bahwa ada planet pada orbit Mars dan Jupiter.

Giuseppe Piazzi

Direktur astronomi Universitas Palermo, Sicilia ini menemukan obyek kecil yang bergerak pada orbit antara Mars dan Jupiter. Ia kemudian memberinya nama Ceres yang diambil dari dewa Romawi. Awalnya Piazzi mengira benda tersebut adalah komet, namun struktur dan bentuknya sama sekali tidak mirip.

Penemuan benda kecil ini terus berlanjut dengan ditemukkan Pallas, obyek yang mirip dengan Ceres. Dengan perkembangan teknologi astronomi yang semakin modern, diketahuilah bahwa Ceres dan Pallas adalah bagian dari sabuk asteroid yang membentang sangat luas di tata surya.

Sabuk Kuiper

By the way, sabuk yang dimiliki oleh Galaksi kita bukan hanya Sabuk Asteroid saja loh teman teman.

Di lapisan terluar tata surya kita, tepatnya di orbit Pluto, ada sekumpulan es yang mengelilingi Tata Surya kita. Kumpulan es itu diberi nama Sabuk Kuiper atau Kuiper Belt.

Berbeda dengan Asteroid Belt yang berisi kumpulan batu batu angkasa. Sabuk Kuiper terbentuk dari kumpulan es es yang berukuran besar ataupun kecil. Menurut Para ilmuwan, Sabuk Kuiper ini adalah tempat berasalnya komet komet.

Kesimpulan

Well, ternyata Galaksi kita punya sabuk ya teman teman, yaitu Sabuk Asteroid dan juga Sabuk Kuiper. Menaruk sekali ya teman teman.

Hmm, sepertinya sekian dulu pembahasan kita kali ini. terimakasih banyak udah mau mampir ke Website kita ya. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan kalian. Jangan lupa mampir ke artikel kita yang lain ya teman teman.

Sumber

  • Asteroid Belt: Facts & Formation – Space