Apa yang terjadi jika gunung berapi paling berbahaya di dunia meletus? Itulah yang terjadi pada 24 Agustus Tahun 79 sebelum masehi.
Pada saat itu, Gunung Vesuvius memuntahkan lava panas dan membenamkan Kota Pompeii beserta penduduknya. Peristiwa ini sering juga disebut dengan ‘Tragedi Pompeii’.
Mengenal Gunung Vesuvius, Gunung Paling ‘Garang’ di Eropa
Jika Indonesia memiliki banyak gunung berapi, Eropa punya kondisi yang berbeda.
Gunung Vesuvius merupakan satu-satunya gunung berapi aktif yang ada di sana, Meski begitu, gunung berjenis Stratovolcano kompleks, atau disebut sebagai gunung api yang paling mematikan.
Gunung Vesuvius berada di pantai barat Italia, atau kini menjadi bagian dari Kota Napoli.
Tragedi Pompeii, Cepat dan Sangat Mematikan
Tanggal 24 Agustus menjadi akhir dari perjalanan hidup seluruh penduduk Kota Pompeii.
Di pagi hari, Gunung Vesuvius memuntahkan batu berukuran raksasa serta abu vulkanik dengan kecepatan 1,5 juta ton per detik. Membuat siapapun mustahil untuk selamat darinya.
Abu vulkanik yang memenuhi atmosfer menjadikan langit gelap seperti malam hari. Setiap satu jam sekali abu sebesar 6 inci jatuh.
Pada pagi hari tanggal 25, awan gas beracun turun di Kota Pompei. Diperkirakan 16.000 orang tewas dan terkubur dalam kejadian itu.
Dianggap Sebagai Kutukan Tuhan
Banyak yang menganggap tragedy pompeii sebagai kutukan Tuhan. Ketika itu, Pompeii memang dikenal memiliki budaya yang buruk, yaitu perzinaan.
Seks seakan sudah menjadi denyut nadi masyarakatnya. Karya seni yang ditemukan menjadi buktinya. Mulai dari pahatan dinding sampai patungnya berbau seks.
Salah satunya yaitu Phallus atau penis ereksi. Bahkan, Phallus juga menjadi simbol keberuntungan yang dipercaya masyarakat Kota Pompei.
Hilang Selama 1.600 tahun
Karena tertimbun oleh abu vulkanik, Kota Pompeii baru ditemukan setelah 1.600 tahun secara tidak sengaja. Sejak ditemukan penggalian kota pompeii mulai dilakukan. Satu per satu misteri Kota Pompeii terkuak.
Terdapat jasad-jasad manusia dengan berbagai macam pose yang diawetkan oleh abu vulkanik.
Kota ini dulunya berada di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi yang maju secara teknologi. Oleh UNESCO, Kota Pompei kini termasuk salah satu situs warisan dunia yang dilindungi.
Penggalian Terus Dilakukan
Pada tahun 1599 sebenarnya kota ini telah ditemukan oleh arsitek yang bernama Fontani ketika menggali jalan baru untuk sungai Sarno, namun baru pada 1748 atau 150 kemudian penggaliannya dimulai.
Sejak saat itu, berbagai upaya penggalian dimulai.
Raja Charles VII adalah salah satu tokoh dibalik penggalian Kota Pompeii. Setelah itu ada Giuseppe Fiorelli yang menggantikannya.
Abu vulkanik yang menutupi Kota Pompeii membuat kota ini menjadi situs kuno satu-satunya yang struktur topografinya dapat diketahui tanpa perlu penambahan atau modifikasi.
Beberapa fasilitas umum bahkan masih utuh bangunannya. Seperti forum (sebutan bagi bangunan yang berfungsi untuk keperluan sosial), villa, hotel dengan luas 1000 meter persegi, rumah, gedung, toko-toko, gedung teater, dan juga jalanan kota.
Tahun 2002 sebuah situs penting ditemukan. Di hilir sungai sarno terdapat pelabuhan dan banyak penduduk yang tinggal di rumah-rumah yang menjorok di atas danau.
Seperti sistem kanal-kanal yang menyerupai Venesia di zaman sekarang.
Desember 2018, ditemukan sisa-sisa kuda berpelana yang dipercaya milik seorang petinggi Romawi kala itu.
Sedangkan pada Agustus 2019 seorang arkeolog menemukan barang-barang seperti jimat, manik, manik, serta cermin yang diyakini milik penyihir.
Korban Terakhir Tragedi Pompeii Ditemukan
Penggalian Kota Pompeii terus dilakukan hingga sekarang. Di tahun 2020 ini, meskipun pandemi covid-19 melanda tak menghentikan para arkeolog untuk terus melakukan penggalian. Hanya saja wisatawan tetap tidak boleh melakukan kunjungan.
Jumat, 20 November 2020 penggalian Kota Pompeii memasuki babak baru. Para Arkeolog berhasil menemukan dua korban tragedi pompeii. Kedua jasad korban itu berjenis kelamin laki-laki dan diyakini sebagai tuan tanah dan budaknya.
Umur mereka diprediksi berusia 18 hingga 25 tahun dan yang lebih tua berusia 30 hingga 40 tahun. Uniknya, sisa jasad itu ditemukan hampir sempurna bagian-bagian tubuhnya.
Kedua jasad ini ditemukan ketika penggalian salah satu villa dilakukan. Arkeolog percaya jika mereka berdua berhasil kabur di hari pertama letusan sehingga tidak ditemukan bersama jasad-jasad lainnya.
Baru keesokan harinya mereka meninggal karena ledakan lanjutan Gunung Vesuvius. Penemuan ini menjadi titik balik untuk melakukan lebih banyak lagi penggalian.
Sobat, begitulah bagaimana kisah ditemukannya korban terakhir Tragedi Pompeii.
Tidak menutup kemungkinan akan ditemukan lagi korban-korban yang lainnya. Karena masih banyak rahasia-rahasia yang belum terungkap dari letusan terdahsyat di daratan Eropa itu.
Kesimpulan
ya seperti yang kita ketahui pompeii merupakan salah satu kota yang banyak orang sebut sebagai kota yang terkena azab, karena kota ini memang tempat maksiat dan banyak warganya yang melakukan hubungan sesama jenis.
selain hubungan sesama jenis kota ini juga terkenal akan surganya pesta seksual dan perzinahan, karena mereka melakukanya tanpa pamrih dan sudah seperti makanan biasa hingga akhirnya terjadi tragedi pompeii.
Sumber
- Pompeii – Wikipedia
- Sejarah Pompeii, Kota Kuno di Bawah Tumpukan Abu Vesuvius – Kompas
- Kisah Sedih di Balik Rumah Bordil di ‘Kota Maksiat’ Pompeii – Liputan6
- Fakta Tragedi Pompeii, Kota yang Runtuh Akibat Azab dari Tuhan – Phinemo
- Dua Mayat Berumur 1600 Tahun, Ditemukan Utuh di Penggalian Situs Pompeii – Pikiran Rakyat