Seberapa Besar Alam Semesta? – Well, sejak kecil mungkin kita telah diberitahu pelajaran mengenai planet-planet yang ada di tata surya. Mungkin juga, kita hanya hafal mengenai urut-urutan planet yang berada di tata surya.
So, buat kalian yang belum pernah mendapat pengetahuan mengenai seberapa besar alam semesta ini? baca artikel ini sampai habis, oke karna kita akan bercerita tentang besarnya alam semesta ini.
Hingga saat ini sains belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai seberapa besar atau luasnya alam semesta ini. Ada sebuah batas yang membuat kita tak bisa mengetahui dengan pasti ukuran alam semesta.
Hal yang mengenai alam semesta berujung atau tidak, memiliki batas dengan alam semesta lain atau tidak, itu semua belum terjawab.
Oke mari kita pelajari lebih lanjut. Alam semesta ini merupakan ruang dan waktu yang didalamnya terdiri dari ribuan objek seperti planet, asteroid, satelit alami, komet, bintang, galaksi dan semua sumber energi didalamnya.
Tapi, sebuah ruang semesta itu memiliki batas yang bisa kita amati. Nah, semesta yang bisa kita amati ini disebut dengan observable universe.
Sebelum kita membahas mengenai observable universe kita bahas dulu mengenai bagaimana kita tahu luas alam semesta ini dan berbagai objek didalamnya, oke dari mulai hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar.
Alam Semesta
Untuk mengetahui semua informasi alam semesta, modal kita cuma satu yaitu cahaya.
Cahaya merupakan sidik jari utama bagi para astronom untuk bisa mengidentifikasi benda luar angkasa, dengan begitu kita bisa mengetahui sistem galaksi, sistem planet terbentuk dan juga evolusi bintang.
Tapi bagaiman kita bisa mengetahui blackhole yang tidak memiliki cahaya? Jawabannya adalah melalui interaksi dengan benda-benda di sekelilingnya. Yaps, jadi bukan dari lubang hitam itu sendiri ya.
Melalui teori relativitas khusus, cahaya merupakan energi dengan kecepatan maksimum, sehingga materi dan informasi di alam semesta dapat diamati melalui Bumi.
Meskipun berkecepatan hampir 300 ribu kilometer per detik, cahaya tentu membutuhkan waktu untuk sampai ke pengamat di Bumi.
Well, konsep cahaya sudah kita bahas. Lalu, apa hubungannya dengan luas alam semesta? Oke, tentu kalian tahu kan kalau cahaya berperan sebagai pengantar informasi mengenai semua materi di alam semesta, termasuk jarak antar planet, bintang dan galaksi.
Nah, dengan diketahuinya jarak antar planet, dan semua objek di luar angkasa kita bisa menghitung berapa luas alam semesta ini.
Satuan jarak di luar angkasa kita tidak menggunakan ukuran biasa, karena jumlah digitnya udah nggak kehitung lagi dan susah buat dibaca, so kita menyebutnya dengan satuan keren, tahun cahaya.
Buat informasi kalian aja nih, 1 tahun cahaya itu sama dengan 9.461 triliun kilometer. Dan, jarak antar objek di luar angkasa bisa mencapai miliar tahun cahaya.
Jadi, nggak mungkin kan kita pakai satuan biasa. Sebagai contoh aja nih, matahari yang menjadi sumber energi bagi Bumi memiliki tetangga teredekatnya yakni proxima centauri.
Proxima centauri memiliki jarak dari matahari kita sejauh 4,24 tahun cahaya. Jadi, jika kita melihat bintang centauri saat ini, itu sama saja kita melihatnya 4,2 tahun yang lalu. Well, ketika kalian melihat bintang saat ini, sama saja kalian melihat masa lalu ya.
Luas Sabuk Kuiper
Apakah kalian tahu kalau sebenarnya kita berada di bagian sangat kecil dalam alam semesta? Oke, mari kita lihat, digambar buku pelajaran jarak bumi ke bulan sangat dekat, nyata jarak bumi ke bulan itu 384ribu kilometer atau 30 kali lipat diameter bumi.
Jadi nih kalau kalian mengukur jarak bumi ke bulan, bisa menjejerkan bumi sebanyak 30. Itu masih jarak bumi ke bulan ya. Bagaimana kalau kita ukur jarak yang lebih luas, misalnya sabuk kuiper.
Apa sih sabuk kuiper? Sabuk kuiper merupakan wilayah di Tata Surya yang berada pada orbit Neptunus yang jaraknya sekitar 30 hingga 50 SA.
Well, apa terlihat dekat? Tentu saja tidak, karena kita menggunakan satuan yang lebih keren lagi namanya satuan astronomi. Kalau kita hitung, 1 SA itu sama dengan 150juta kilometer atau sejauh jarak antara bumi ke matahari.
So, kalau 50 SA itu sama dengan 50 dikalikan 150juta ketemu deh jarak matahari ke sabuk kuiper yaitu 4,5 miliar kilometer. Kalau kita ingin jalan dari ujung ke ujung sabuk kuiper butuh waktu sekitar 6,7 ribu tahun. Itu pun dengan kecepatan cahaya.
Luas Galaksi Bima Sakti
Mungkin yang menjadi pertanyaan disini adalah apakah luas sabuk kuiper sudah cukup besar untuk mengukur luas alam semesta? Jawabannya sangat, sangat belum.
Kenapa bisa begitu? Kita akan mengukur yang namanya galaksi. Dan bumi beserta anggota planet dalam tata surya adalah satu bagian kecil dalam komunitas yang lebih besar namanya galaksi bima sakti.
Matahari dalam tata surya kita merupakan salah satu dari miliaran bintang lainnya, Ia merupakan salah satu penghuni galaksi bima sakti. Dan galaksi bima sakti memiliki jarak dari ujung ke ujung sebesar 100 ribu tahun cahaya.
Jika kalian mampu menciptakan mesin luar angkasa yang bisa menyamai kecepatan cahaya, itu artinya kalian masih harus menempuh 100 ribu tahun supaya bisa menjelajahi galaksi bima sakti.
Well, apakah alam semesta ini hanya sebatas galaksi bima sakti? Jangan putus semangat karena galaksi kita yang didalamnya ada miliaran planet dan bintang hanya salah satu bagian kecil dalam komunitas yang namanya virgo supercluster
Virgo Supercluster
Supergugus Virgo adalah wilayah yang didalamnya terdapat lebih dari 100 galaksi termasuk galaksi bima sakti dan andromeda. Diameter virgo supercluster ini setara dengan 110 juta tahun cahaya.
So, buat cahaya yang sedang bergerak dari ujung ke ujung, setidaknya butuh 110 juta tahun agar bisa sampai ke sisi yang lain.
Apakah kalian menganggap virgo supercluster sangat luas? Bukan lagi luas, tapi sangat kecil, karena virgo supercluster hanya satu bagian kecil dari komunitas yang lebih besar, kita menyebutnya Laniakea Supercluster.
Laniakea Supercluster
Well, disinilah tempat ratusan ribu galaksi yang kalau kita zoom out setiap titik yang kita lihat itu adalah galaksi.
Dan kita udah gak bisa ngebayangin lagi berapa triliun bintang dan planet didalamnya. Untuk bergerak dari ujung ke ujung setidaknya dibutuhkan waktu 520 juta tahun.
Sampai disini jangan berhenti menghela nafas, karena ternyata laniakea supercluster hanya satu bagian yang tidak hanya kecil tapi udah seperti mikroba dalam ruang yang kita sebut observable universe.
Observable Universe
Disinilah rumah bagi kurang lebih 2 triliun galaksi dan jumlah planet yang gak kehitung lagi berapa jumlah nolnya. Menurut wikipedia, alam semesta teramati memiliki diameter 8,8×1026 meter, atau setara dengan 93miliar tahun cahaya.
Observable Universe adalah batas cahaya yang bisa sampai ke bumi untuk saat ini. Jadi, inilah batas bagi kita ketika ingin mengetahui seberapa besar alam semesta.
Well, mungkin kalian bertanya, Apakah alam semesta teramati karena peralatan yang kita punya tidak canggih? Bukan masalah peralatannya, tapi karena yang terbatas adalah cahaya itu sendiri.
Bisa saja objek terjauh di luar observable universe cahayanya belum sampai kepada kita di Bumi. Dan lagi masih ada misteri tentang multiverse yang sampai saat ini masih menjadi rahasia dan misteri untuk kita semua.
Kesimpulan
Bumi hanya bagian mikro dari alam semesta teramati. Para ilmuwan berpendapat bahwa masih ada miliaran semesta diluar observable universe yang saat ini tidak kita ketahui.
Jadi, jangan berhenti belajar karena kita akan terus mempelajari bahwa alam semesta ini terus berkembang yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya.
Nah jadi dengan besarnya alam semesta kita ini mungkin banyaknya butiran pasir yang ada di seluruh lautan di bumi tidak bisa menyamai banyaknya bintang yang ada di alam semesta in.
Kita masih berbicara tentang universe loh ternyata masih ada universe lainya di tempat lain yang kita sebut multiuniverse dan itu semua masih menjadi misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini.
Nah pesan dari pembahasan kali ini adalah kita sebagai manusia hanya hamba yang tidak memiliki kekuatan dan daya apapun jika kita bandingkan dengan alam semesta ini, sudah sepatutnya kita tidak menyombongkan diri kita, karena kita ini hanya butiran debu yang bisa di hancurkan kapan saja oleh yang maha kuasa, yang bisa kita lakukan hanya belajar dan mencari tahu akan kebesaran alam semesta ini so jangan berhenti belajar dan tetap curious karena dengan begitu kamu bisa menemukan hal hal baru yang bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Thomi Jasir
Terakhir terimakasih sudah membaca cerita kali ini sampai habis dan sampai jumpa di cerita selanjutnya yang tentunya sangat seru karena di next cerita kita akan bahas tentang awal mula terciptanya alam semesta ini so stay tune aja.
Sumber :
- Berapa Ukuran Alam Semesta? – Langit Selatan