Soekarno merupakan bapak proklamator bagi bangsa Indonesia, membawa semangat para pejuang dan bangsa Indonesia untuk menuju gerbang kemerdekaan, berdiri sendiri diatas tanah air tanpa harus takut bangsa asing akan menyerang.
Kesuksesan seorang laki-laki maka ada perempuan kuat dan cerdas dibaliknya, mendukung setiap langkah pasangannya didalam suka maupun duka agar cita-cita tersebut dapat raih.
Begitu pula dengan Soekarno yang memiliki perempuan-perempuan kuat nan cerdas dibaliknya, mendukung setiap langkahnya tiada henti dan tanpa mengeluh sedikit pun.
Hingga Soekarno dapat membawa semangat seluruh bangsa Indonesia untuk menuju gerbang kemerdakaan.
Berikut kisah cinta sosok yang akrab disebut Bung Karno, dengan perempuan-perempuan yang mendukungnya hingga ajal menjemputnya.
Oetari Istri Pertama Soekarno (1921-1923)
Siti Oetari merupakan istri pertama dari Soeakarno dan merupakan putri sulung dari salah satu pimpinan Sarekat Islam yaitu HOS Tjokroaminoto.
Beberapa kabar yang berhembus bahwa Oetari dan Soekarno menikah berlandaskan cinta tetapi terdapat kabar lainnya bahwa kedua insan tersebut menikah karena rasa hormat Soekarno kepada gurunya, HOS Tjokroaminoto.
Sebelum pernikahan berlangsung terjadi suatu permasalahan yang membuat Bung Karno berpikir bahwa ini bukanlah tanda yang baik setelah pernikahan pun tak ada gerakan mesra dari kedua insan tersebut dan mungkin dipicu akan perbedaan umur.
Ia pun mengaku bahwa ia tak pernah menyentuh Siti Oetari hingga kedua insan tersebut bercerai.
Inggit Garnasih Istri Kedua Soekarno (1923-1943)
Pernikahan kedua dilakukan Ir. Soekarno bersama Inggit Garnasih seorang perempuan yang sebelumnya telah memiliki suami bernama Sanusi, kala itu Ir. Soekarno yang melanjutkan studinya di ITB bertempat tinggal dirumah Sanusi dan istri.
Ketertarikan kedua insan tersebut tak dapat dibendung hingga Sanusi merelakan istrinya bersama Soekarno.
Inggit Garnasih yang telah resmi menjadi istri bapak proklamator ini tak pernah Lelah untuk mendukung cita-cita sang suami hingga sang suami yang harus dipenjara pun, Inggit tetap percaya akan cita-cita Ir.Soekarno.
Ia rela melakukan apa saja berjualan kesana kemari untuk membiayai kebutuhan hidup dan membantu kehidupan sang suami saat dipenjara, sayangnya, pernikahan ini berakhir karena Inggit yang tidak ingin di madu oleh Ir. Soekarno bersama dengan Fatmawati.
Fatmawati Ibu Negara Pertama Soekarno (1943-1956)
Fatmawati adalah wanita yang menemani Ir. Soekarno mencapai gerbang kemerdakaan.
Ia juga yang menjahit bendera pertama Indonesia untuk dikobarkan, menandakan kemerdekaan Indonesia telah di raih dan bangsa Indonesia dapat berdiri bebas di tanah airnya tanpa harus takut dengan para penjajah.
Di dalam catatan sejarah dikatakan bahwa Fatmawati merupakan anak dari Hasan Din, pengusaha dari Minangkabau dan tokoh Muhammadiyah di Bengkulu, kala itu pertemuan pertama kali mereka di Bengkulu ketika Ir. Soekarno diasingkan.
Diakui bahwa beliau mencintai Fatmawati sejak pertama kali bertemu.
Uniknya dalam cerita perjalanan cinta ibu negara pertama Indonesia pernah mempertanyakan soal pinangan lelaki lain terhadapnya. Lain jawaban yang diharapkan dan didapatkan justru pernyataan cinta.
Saat itu Soekarno yang masih berstatus suami Inggit membuat Fatmawati dan sekeluarga menolak pinangan. Tetapi takdir berkata lain, Ir. Soekarno adalah takdir yang harus dilalui Fatmawati ketika bapak proklamator tersebut bercerai, pernikahan dilangsungkan.
Dari pernikahan tersebut menghasilkan 5 orang anak, sayangnya, ibu negara pertama Indonesia tidak bisa menemani suaminya hingga akhir hayat.
Sebab ia dengan tegas menolak poligami yang akan dilakukan sang suami dan memilih untuk angkat kaki dari istana negara.
Hartini (1953-1970)
Tidak banyak penjelasan dari Hartini. Yang diketahui bahwa pertemuan pertama yang terjadi diantara keduanya saat kunjungan kenegaraan yang dilakukan Bung Karno tepatnya di Candi Prambanan. Saat itu ia jatuh hati kepada Hartini begitu pula dengan Hartini.
Pada tahun 1953 Bung Karno melamar Hartini yang kala itu bersatus janda dengan lima anak. Dan dari pernikahan dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut mendapatkan dua orang putra.
Hartini tetap mempertahankan statusnya hingga akhir hayat Soekarno, walaupun ia harus dipoligami dan Bung Karno meninggal di pangkuan Hartini.
Kartini Manoppo (1959-1968)
Kartini Manoppo juga memiliki kisah cinta unik dengan orang nomor satu di Indonesia ini. Bung Karno jatuh cinta dengan Kartini Manoppo melalui sebuah lukisan indah karya Basuki Abdullah.
Bung Karno telah jatuh hati dengan pramugari Garuda Indonesia tersebut. Setiap kali perjalanan keluar negeri maka Kartini Manoppo tak pernah absen untuk ikut terbang bersama sang presiden.
Menjalani perjalanan asrama yang sangat indah melancarkan niatnya untuk mempersunting Kartini. Sayangnya, Kartini yang terikat dengan adar istiadat Mobago yang tidak mengizinkan dirinya menjadi istri ke-2 ataupun ke-3.
Ia pun terlahir dari keluarga yang terpandang hingga ia memutuskan untuk menikah secara tidak resmi dimana tidak diakui negara tetapi di akui secara Islam.
Dari pernikahan tersebut ia mendapatkan seorang putra yang diberikan nama Totok Suryawan.
Ratna Sari Dewi (1962-1970)
Ratna Sari Dewi atau memiliki nama asli sebagai Naoko Nemoto, merupakan gadis yang berasal dari Jepang yang mampu membuat presiden pertama Indonesia jatuh hati.
Kecantikan yang dimiliki Ratna Sari Dewi memang tidak bisa diragukan lagi. Kecantikan alami dan keanggunan dalam dirinya melengkapi semua yang ada didalam diri Ratna Sari Dewi.
Nama Ratna Sari Dewi ini diberikan Ir. Soekarno kala kedua insan tersebut menghabiskan waktu di Pulau Dewata, Bali. Ratna Sari Dewi bukanlah gadis yang berasal dari sebuah keluarga yang terpandang, ia lahir dari keluarga sederhana.
Untuk tetap bisa meneruskan kehidupan maupun pendidikan ia harus bekerja keras. Hingga akhirnya memilih untuk menjadi pekerja di salah satu bar yang berada di Jepang.
Kala itu pertemuan Ratna Sari Dewi dan Ir. Soekarno melalui seseorang yang dianggap menggunakan Ratna Sari Dewi untuk kelancara proyek pampasan perang.
Dan dari situlah benih-benih cinta itu muncul membuat Bung Karno menarik keluar sang wanita dari dunia malam. Sayangnya, hubungan ini dijadikan boomerang untuk menghancurkan Bung Karno.
Ketika kondisi semakin tidak baik kedua insan tersebut memutuskan bercerai, dan Ratna Sari Dewi pergi keluar negeri untuk menyelamatkan dirinya dan juga sang putri, Kartika Sari Dewi Soekarno.
Haryati (1963-1966)
Tak banyak kisah mengenai Haryati, ia merupakan mantan penari istana negara dan menjadi seorang Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian.
Melalui pekerjaan yang dimilikinya lah Hayati dapat bertemu dan akhirnya membuat Ir. Soekarno jatuh hati padanya.
Soekarno yang sudah jatuh hati dengan Haryati selalu mengirimkan surat yang berisi rayuan yang meluluhkan hati Haryati hingga ia menerima pinangan dari Ir. Soekarno.
Pernikahan yang dilalui kedua insan tersebut hanya berlangsung selama 3 tahun dan memutuskan bercerai karena sudah merasa tidak cocok.
Yurike Sanger (1964-1968)
Yurike Sanger merupakan wanita selanjutnya yang mampu membuat Ir. Soekarno jatuh hati, gadis belia yang kala itu masih berstatus pelajar dan juga menjadi salah satu anggota barisan Bhinneka Tunggal Ika saat acara Kenegaraan berlangsung.
Ir. Soekarno yang sudah kepalang jatuh hati memberikan ekstra perhatian terhadap gadis belia tersebut, dimulai dengan diajaknya berbincang – bincang hingga diantarkan pulang kerumah.
Pada tahun 1964 kedua insan tersebut menikah secara islam, berselang 3 tahun Ir. Soekaro menyarankan untuk keduanya bercerai akibat kondisi politik yang terjadi kala itu, akhirnya perceraian terjadi ketika cinta tersebut masih bermekaran dengan indahnya.
Heldy Djafar (1966-1969)
Heldy Djafar merupakan istri terakhir dari Ir Soekarno, kedua insan tersebut menikah ketika Ir. Soekarno menginjak usia 65 tahun dan Heldy yang berusia 18 tahun.
Pernikahan yang dilalui kedua insan ini cukup singkat, sebab Ir. Soekarno yang kala itu masih berstatus tahan di Wisma Yaso membuat komunikasi diantara keduanya menjadi terhambat.
Heldy Djafar pernah mengucapkan kata perpisahan yang kemudian ditahan oleh Ir. Soekarno. Sebab Ir. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut saja tetapi perceraian tersebut pada akhirnya tetap berlangsung.
Kesimpulan
Ir. Soekarno merupakan sosok yang begitu hebat bagi bangsa Indonesia. Semangat yang berkobar di dalam dirinya untuk membebaskan rakyat Indonesia dari penjajah tak lagi diragukan.
Kepintaran dan kecerdasan yang di miliki Ir. Soekarno mampu membuat para penjajah kewalahan melawannya.
Disetiap langkah yang dijalankan Ir. Soekarno ada wanita hebat dibelakangnya yang selalu dengan semangat percaya dan yakin akan cita – cita Ir. Soekarno.
Bagi pembaca yang ingin update selanjutnya mengenai sejarah Indonesia, Jangan lupa untuk terus kunjungi bicara Indonesia agar mengetahui update terbaru.
Sumber :
- Foto dan Kisah Cinta Soekarno dengan 9 Istrinya, dari Oetari hingga Heldy, Semua Cantik dan Anggun – TribunJateng.com
- Soekarno, Kehadiran Inggit Garnasih, dan Kecemburuan Siti Oetari – KOMPAS.com
- Siti Oetari, Istri Pertama yang Tidak Pernah “Disentuh” Soekarno – KOMPAS.com
- Biografi Fatmawati, Ibu Megawati dan Istri Sukarno yang Ogah Dimadu – IDN TIMES
- Hasan Din – Wikipedia
- Romansa Bung Karno dan Kartini Manoppo – HISTORIA
- Dua Hostes dalam Hidup Sukarno: Bunuh Diri & Jadi Sosialita – tirto.id